Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengucurkan dana hibah jaringan penelitian sebesar Rp 75 juta. Dana tersebut diberikan bagi 12 nominasi dari 76 nominasi yang diterima Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta.
Kepala Bappeda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya mengatakan, tema penelitian tahun 2010 yakni "Kota Yogyakarta sebagai Kota yang Tertata Rapi, dengan Tingkat Polusi Rendah, dan Didukung dengan Pelayanan yang Optimal."
Menurutnya, produk penelitian nanti tidak hanya menjadi barang dokumentasi, tetapi lebih penting dapat diimplementasikan dalam kehidupan bagi masyarakat Kota Yogyakarta.
"Karenanya tema penelitian selalu diperjelas dan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan yang diinginkan masyarakat," ujarnya.
Aman berharap produk penelitian tersebut sekarang dan natinya akan dapat diselaraskan dengan kebutuhan nyata masyarakat. Untuk itu diperlukan proses evaluasi dari produk penelitian, apakah dari tahun ke tahun secara nyata mampu
dimanfaatkan dan menghasilkan karya yang jelas bagi masyarakat.
"Kita akan melihat outcome-nya. Implementasi di masyarakat seperti apa adakah
perubahan akibat treatmen dari penelitian ini. Saya harap ini akan menghasilkan sesuatu yang berarti, dapat menjadi pemicu agar produk penelitian dapat termanfaatkan bagi masyarakat," harapnya.
Sementara itu Ketua Jaringan Penelitian (Jarlit) Hajar Pamadi mengatakan, Jarlit KotaYogyakarta sudah dikenal di seluruh Bappeda di Indonesia. Hasil penelitian di Kota Yogyakarta selalu dianggap bonafit dan valid.
Penelitian yang dilakukan sejak tahun 2000 hingga sekarang berkonsep metadata sehingga dapat direalisasikan di seluruh SKPD di Pemkot Yogyakarta sebagai dasar pengambilan kebijakan.
"Penelitian yang dilakukan juga bersifat tematis selalu menyesuaikan tematik pembangunan Kota Yogyakarta. Saya berharap SKPD tidak malas membaca hasil penelitian," pungkasnya.
Kepala Bappeda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya mengatakan, tema penelitian tahun 2010 yakni "Kota Yogyakarta sebagai Kota yang Tertata Rapi, dengan Tingkat Polusi Rendah, dan Didukung dengan Pelayanan yang Optimal."
Menurutnya, produk penelitian nanti tidak hanya menjadi barang dokumentasi, tetapi lebih penting dapat diimplementasikan dalam kehidupan bagi masyarakat Kota Yogyakarta.
"Karenanya tema penelitian selalu diperjelas dan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan yang diinginkan masyarakat," ujarnya.
Aman berharap produk penelitian tersebut sekarang dan natinya akan dapat diselaraskan dengan kebutuhan nyata masyarakat. Untuk itu diperlukan proses evaluasi dari produk penelitian, apakah dari tahun ke tahun secara nyata mampu
dimanfaatkan dan menghasilkan karya yang jelas bagi masyarakat.
"Kita akan melihat outcome-nya. Implementasi di masyarakat seperti apa adakah
perubahan akibat treatmen dari penelitian ini. Saya harap ini akan menghasilkan sesuatu yang berarti, dapat menjadi pemicu agar produk penelitian dapat termanfaatkan bagi masyarakat," harapnya.
Sementara itu Ketua Jaringan Penelitian (Jarlit) Hajar Pamadi mengatakan, Jarlit KotaYogyakarta sudah dikenal di seluruh Bappeda di Indonesia. Hasil penelitian di Kota Yogyakarta selalu dianggap bonafit dan valid.
Penelitian yang dilakukan sejak tahun 2000 hingga sekarang berkonsep metadata sehingga dapat direalisasikan di seluruh SKPD di Pemkot Yogyakarta sebagai dasar pengambilan kebijakan.
"Penelitian yang dilakukan juga bersifat tematis selalu menyesuaikan tematik pembangunan Kota Yogyakarta. Saya berharap SKPD tidak malas membaca hasil penelitian," pungkasnya.
Kirim Komentar