![](/images/upload/20110206_bujana.jpg)
Kembul bujana dimaknai sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan YME. Bersama-sama duduk lesehan menikmati hidangan sebagai simbol bahwa setiap manusia memiliki kedudukan yang sama dihadapan Tuhan. Begitu pula dengan hidangannya, masing-masing memiliki makna filosofis. Sementara nilai-nilai sosial yang terkandung dalam tradisi ini yaitu memperat rasa persaudaraan, gotong-royong untuk menyiapkan segala kebutuhan acara serta memberi sedekah makanan untuk warga sekitar yang kurang mampu.
Dalam penyelenggaraan suatu acara tradisional Jawa erat kaitannya dengan nasi tumpeng. Nasi yang dibentuk menyerupai kerucut ini dimaknai hubungan manusia menuju sang pencipta, juga sebagai simbol proses kehidupan manusia yang diharapkan selalu naik menuju puncak. Uba-rampe lainnya adalah nasi gurih, ingkung (ayam kampung utuh), lalapan, buah-buahan dan lain-lainya yang selanjutnya akan disantap bersama.
Menandai puncak acara, dilakukan pemotongan tumpeng oleh sesepuh setempat atau tamu kehormatan. Sendangkan sebagai penutup acara adalah Kembul bujana, seluruh hadirin menyantap hidangan yang disajikan dalam pincuk dari daun pisang atau kertas. Ada pula yang dihidangkan menggunakan besek yang terbuat dari ayaman bambu.
Kirim Komentar