
Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat melaksanakan prosesi Miyos Gangsa pada Minggu malam (29/1) dengan mengarak 2 gamelan kraton antara lain Kyai Guntur Madu dan Kanjeng Kyai Nogo Wilogo yang selanjutnya ditempatkan di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta.
Acara yang dihadiri ribuan warga Yogyakarta tersebut berjalan dengan lancar dan aman.
Banyak diantara mereka yang penasaran dengan dua gamelan pusaka tersebut.
Event tahunan tersebut pun dimanfaatkan oleh warga untuk ngalap berkah seperti pada prosesi
udhik-udhik dimana keluarga kraton menyebar udhik-udhik yang isinya berupa beras kuning, bunga dan uang logam. Katanya, bagi
siapa yang mendapatkan salah satu dari udhik-udhik tersebut dipercayai akan mendapatkan berkah.
Menurut KRT Waseso Winoto, selaku abdi dalem dari kraton, gamelan sendiri merupakan alat
musik yang digunakan untuk mengundang masyarakat yang saat itu masih beragama Hindhu dan Budha, instrumen itu dimainkan dan
kemudian para wali berkhotbah saat orang-orang berkumpul mendengarkan gamelan. Mereka kemudian memeluk Islam karena ajaran
dari para wali tersebut.
Menurutnya, gamelan Dimainkan selama tujuh hari sebelum hari kelahiran Nabi Muhammad,
tepatnya 12 Maulud. Proses iring-iringan tadi malam dimulai dari regol Brojonolo, menuju Siti Hinggil, Pagelaran, Alun-Alun,
lalu ke barat menuju Regol Masjid Gedhe Kauman.
Kirim Komentar