![](/images/upload/20120205_gunungan.jpg)
Siang tadi (05/02) masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya berjalan menuju Masjid Gedhe Kauman yang menjadi salah satu tempat dimana gunungan diperebutkan. Lokasi lain seperti di Pura Pakualaman dan di komplek Kepatihan juga nampak dipenuhi oleh masyarakat.
Unik memang, setiap tahun perayaan Grebeg yang bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini
menjadi salah satu magnet yang tidak dapat dielakkan lagi. Pasalnya, Gunungan yang terbuat dari sayur, buah dan beras ini memiliki makna
tersendiri bagi setiap orang.
Sebut saja Murni (40) asal Cebongan Sleman Yogyakarta itu. Meskipun Ia adalah seorang wanita, namun
kegigihannya untuk merebut gunungan ternyata membawa hasil.
"Ini akan saya jadikan untuk menolak hama disawah," sembari Ia menunjukkan bopongan bambu dan debok pohon
pisang dikerumunan riuhnya acara siang itu.
Lain Murni lain pula dengan Supardi (49) yang datang jauh dari Kota Kediri Jatim. Menurut penuturannya pada
Tim Gudegnet, Ia telah mengikuti Grebeg Maulud di Jogja ini sejak tahun 1992.
"Barang yang saya dapatkan ini akan saya jadikan tolak bala," tukasnya singkat. Memang, event tradisi
budaya yang hadir setiap tahun ini selalu dijubeli oleh wisatawan baik domestik maupun dari mancanegara.
Terlepas dari kepercayaan itu semua, Kita sebagai umat beragama hendaknya tahu akan esensi dari Kata maulid
atau milad yang dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi ini merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh
setelah Nabi Muhammad wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kirim Komentar