Wayang Ciptaan HB VII di UGM

Pameran wayang taraf internasional berlangsung di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri (PKKH) UGM yang menghadirkan koleksi wayang gagrag Yogyakarta buatan Sri Sultah HB VII (1877-1921). Wayang yang dirawat oleh RRI Yogyakarta sejak 1955 itu tampil lebih dekat agar dilihat oleh masyarakat luas.

Menurut perwakilan panitia penyelenggara, Sindung Cahyadi, terdapat beberapa tokoh wayang yang sengaja ditampilkan dalam pameran tersebut. Masing-masing memiliki sifat luhur berbeda. "Contohnya Gatotkaca, tokoh ini menjadi idola almarhum presiden Indonesia pertama Soakarno," jelasnya.

Sifat-sifat positif dalam pewayangan kemudian menginspirasi almarhum Sri Sultan HB IX yang juga menyukai tokoh Gatotkaca, H.M Soeharto yang menyukai Semar, serta Gus Dur yang menyukai tokoh Kumbokarno.

Kegiatan ini sendiri melibatkan 30 kelompok pemerhati wayang dari sejumlah daerah. Menampilkan lebih dekat cara membuat wayang mulai dari awal hingga akhir serta penambahan kreasi wayang yang menjadi corak batik tulis, kreasi wayang baru milehnium wae serta wayang ukur.

peneliti wayang jurusan Sastra Nusantara Fakultas Ilmu Budaya UGM, Zakariya Pamudji Aminullah yang ditemui Tim Gudegnet menerangkan bahwa wayang mampu menjadi media untuk membentuk karakter generasi muda. "pada masa lalu wayang digunakan untuk menuntun remaja agar menjalani hidup dengan hati-hati, teratur dan tidak melanggar norma," jelasnya.

Hal serupa juga diamini oleh Sindung, disamping memiliki nilai filosofis tinggi, generasi muda hendaknya mulai mengenal kebudayaan dari negeri sendiri. "Minimal anak-anak sekarang dapat mengenal wayang dahulu, ini menjadi level paling dasar, bila telah kenal, ada harapan untuk kemudian menyukai dan mempelajarinya," tutup sosok yang juga menjadi ketua Pusat Studi Pancasila UGM tersebut pada Tim Gudegnet.