Bulan merayap diatas gapura utama saat tarian Serimpi yang dimainkan oleh empat orang wanita cantik menyambangi pemirsa yang menyaksikan pagelaran Purnama Hamengku Boko di Candi Kraton Ratu Boko, Kamis malam (22/08). "Tarian ini menandakan harapan atau mimpi agar menjadi sabdo pancering nagari, seperti ucapan Bung Karno sebagai mercusuar dunia," jelas panitia penyelenggara, Detik Wicaksono.
Indonesia pernah memimpin kejayaan dimasa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit. Melalui kegiatan budaya ini, Detik ingin merajut kesadaran kolektif untuk bersama-sama membangun kearifan lokal. "Banyak yang harus kita gali agar bangsa ini kembali menjadi perhatian dunia, khususnya dibidang kebudayaan," tukasnya.
Purnama Hamengku Boko sendiri merupakan kegiatan yang diprakarsai oleh Tim Saptagama bersama dengan Yayasan Laksita Mardawa yang berkonsentrasi pada pelestarian budaya nusantara khususnya tarian asli gaya Yogyakarta. Kegiatan ini disadari untuk kembali mengingatkan pada generasi muda agar ingat dengan budaya leluhur.
Kegiatan berawal dengan mengirab gunungan yang diberangkatkan dari Taman Candi Boko menuju mata air Boko, dilanjukan penampilan tari Golek Ayun-ayun, Serimpi dan ditutup dengan Laksita Teja Kirana berupa pelepasan lampion sembari menikmati indahnya bulan purnama dilokasi tersebut.
Candi Boko malam itu seolah-olah bersolek, seperti tarian golek ayun-ayun yang menandakan awal dari sosok seseorang untuk memperindah, mempercantik diri untuk menemukan jati diri yang sebenarnya. Ratusan pelita menjadi penerang natural sekaligus memperindah panggung terbuka itu.
Kedepan, penyelenggara berharap kepada seluruh entitas pemangku kepentingan untuk mendukung gelar budaya ini agar menjadi lebih sempurna.
Seni & Budaya
Melihat Indahnya Purnama di Candi Boko

Kirim Komentar