Terkait pembangunan jalan layang Jombor, tidak sedikit jenis usaha yang harus tutup karena pelebaran jalan. Sejumlah tempat usaha seperti mini market waralaba, bengkel mobil, sepeda motor, dan kenteng magic tak urung harus tutup. Bagi usaha yang masih buka seperti Bakmi Jombor pun merasakan adanya dampak negatif. Waspada, Arus Sempit Fly Over Jombor!
Bakmi Jombor yang dimiliki oleh Eko Budiyati ini mengalami penurunan sejak dibangunnya jalan layang 2011 silam. Menurut Nur salah seorang juru masak ditempat tersebut mengatakan, usaha milik tuannya mengalami penurunan hingga 50%. Saat ini, bahan baku bakmi yang digunakan untuk menu masakan hanya menghabiskan 3 kg saja.
"Jika malam hari hanya menghabiskan 7 kg, jumlah ini turun separohnya, tidak seperti sebelum pembangunan jalan layang," tukasnya.
Tempat kuliner tersebut sebenarnya telah beroprasi sejak 1986 dan kini telah diurus oleh generasi kedua. Tidak banyak perubahan menu yang ditawarkan untuk para pencinta kuliner. Sebut saja bakmi goreng pedas, bakmi kuah gurih, nasi goreng ayam dan suguhan teh poci dipadu dengan gula batu.
Setiap hari, warung buka antara jam 10 pagi hingga 2 malam. Kini, ditempat jajan tersebut pelanggan sudah tidak perlu repot mengantri seperti dahulu. Agar tidak terlarut dalam kesedihan yang berkepanjangan, baru-baru ini pengelola membuka cabang di Pleret Bantul mengingat turunnya tren pelanggan ditempat usaha lama.
Sosial Ekonomi
Penghasilan Bakmi Jombor Terjun Bebas

Kirim Komentar