Semakin sempitnya lahan kosong yang ada di Kota Jogja dan tingginya tingkat kepadatan penduduk membuat Kota Jogja sudah sepantasnya membangun rumah susun (Vertical Houses). Demikian informasi tersebut diungkapkan oleh Ketua DPD REI Remigius Edy pada rekan media belum lama ini di kantor REI Jogja dikawasan Timoho Yogyakarta.
"Sempitnya lahan terbuka dan banyaknya penduduk Kota Jogja membuat penting dibangun Vertical House yang sangat urgent untuk dikembangkan, mengingat jumlah penduduk yang ada di kota ini telah memenuhi pra-syarat yaitu sebanyak 1.5 juta jiwa," ungkapnya.
Rumah susun, menurut Remi menjadi sebuah jawaban karena harga tanah di Kota Jogja sudah tidak wajar. Harga di kawasan kota bisa mencapai 20 juta atau lebih per meter persegi. Jika konsep rumah susun ini digalakkan, maka harga bangunan dapat ditekan hanya berkisar 3 - 5 juta per m3.
"Jadi asas proximity yang harus digunakan. Antara lain rumah susun yang dekat dengan tempat kerja, dapat efisien waktu karena tidak macet dijalan, hemat BBM karena lokasi rumah dengan tempat kerja dekat dan efisien waktu," jelasnya.
Sekedar informasi, data lahan di Kota Jogja saat 2006 silam seluas 3.250 Ha atau 32,50 Km2 atau 1,02% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Lambat laun lahan ini akan semakin sempit mengingat sekarang sudah tahun 2014. Banyak lahan kosong yang sebagian besar digunakan untuk landed house (perumahan tapak).
"Sudah saatnya Jogja menganut model rumah susun, sebagai langkah aman, amdal akan terus menjadi acuan tidak hanya soal dampak lingkungan, namun perda setempat juga dapat menjadi acuan untuk mengatur parkir, lalu lintas, drainase yang sudah ada dalam kajian disetiap pembangunan Vertical House." tutupnya ramah.
Kirim Komentar