Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) DIY menuntut pemerintahan Jokowi - JK agar tidak menaikkan harga BBM. Pemerintah yang berdalih agar APBN terselamatkan dan anggapan pemerintah akan alokasi BBM yang tak tepat sasaran pun menjadi alasan kenaikan harus dilakukan.
Aksi yang dilakukan puluhan mahasiswa dari berbagai macam kampus tersebut berlangsung di 0 KM Yogyakarta. Demonstrasi nampak tertib, lalu lintas lancar dan rekan-rekan media pun meliput dengan seksama. Ketua KAMMI DIY, Aza El Munadiyan secara tegas menolak rencana pemerintah karena telah mengurangi harapan rakyat yang begitu besar.
"Seperti kita ketahui bersama, dahulu PDI Perjuangan secara keras menolak kenaikan harga BBM," terang Aza El Munadiyan.
Menurutnya, kenaikan harga BBM ini justru akan menjadi sebuah kebijakan yang menguntungkan orang kaya serta perusahaan asing yang turut aktif menjual BBM di Indonesia. Pengguna tertinggi BBM merupakan mobil pribadi. Sepeda motor yang jadi alat transportasi rakyat kecil menjadi kena imbasnya.
"Jika ingin dinaikkan, maka sebaiknya mobil pribadi dan bukan untuk pengguna motor," tambahnya.
Dilokasi yang sama, seorang pengendara yang tak mau disebutkan namanya mengaku tak masalah jika BBM dinaikkan asal tidak langka dan alokasi subsidi jelas dan tepat sasaran. "Fasilitas pembangunan jalan, kesehatan rakyat kecil tolong diperhatikan, kami sudah susah jangan dibuat lebih susah lagi," tukasnya.
Riyadi yang ada dilokasi yang sama yang sehari-hari bekerja sebagai penarik becak pun mengaku tak setuju jika minyak dinaikkan. "Wah kalau BBM naik maka seluruh harga ikut naik, saya tidak setuju," katanya.
Seperti yang kita ketahui, harga BBM di APBN sebesar 105 Dollar per barel, sedangkan harga dunia saat ini turun menjadi 82 Dollar per barel. Aza beranggapan sebaiknya pemerintah mengkaji ulang upaya-upaya tersebut agar kesejahteraan rakyat terpelihara dengan baik.
Kirim Komentar