Tali Jemuran Warna Putih Berfungsi untuk Mengetahui Rekahan Tanah yang Dihubungkan dengan Nilon Sirine
Tak ingin mengalami kejadian tanah longsor seperti di Banjarnegara, masyarakat di Dusun Keceme, Gerbosari, Samigaluh, Kulonprogo dan Desa Ngalang, Gedangsari, Gunungkidul meng-custom alat peringatan pendeteksi longsor buatan dosen Teknik Fisika, Prof Sunarno.
Secara umum, alat ini sebenarnya cukup mudah untuk dibuat, termasuk Anda bisa berkreasi dengan alat ini. Bahan yang dipersiapkan antara lain megaphone, tali nylon, meteran, isolator dan tali jemuran.
"Meskipun sederhana, alat ini dapat melindungi warga dari longsor," jelas Sunarno saat ditemui rekan media di Laboratorium Sensor dan Sistem Telekontrol, Jurusan Teknik Fisika (23/12).
Ia menjelaskan secara rinci cara kerja alatnya. Megaphone yang dipasang di rumah penduduk dihubungkan dengan sebuah nylon. Alarm sirine wajib dalam posisi on. Kemudian tali sirine disambungkan isolator berbahan mika tipis yang terletak di antara baterai dan penutup baterai.
"Kalau tali ini tertarik, maka megaphone akan mengeluarkan bunyi sirine," tambahnya.
Agar masyarakat tahu peringatan dini jika akan terjadi longsor, maka ia mendesain gerakan rekahan tanah dengan cara memasang tali jemuran yang dipasang kedua buah pohon. Tali jemuran ini dihubungkan dengan nilon yang terhubung dengan megaphone. Jika ada regangan diantara 2 tali jemuran itu, maka sirine akan memicu tali nilon dan akan memantik isolator yang akhirnya menimbulkan bunyi.
Jika masyarakat menginginkan alat tersebut, maka dapat meminta langsung ke BPBD pihak kampus UGM telah bekerjasama dengan lembaga tersebut untuk menyebarkan alat pendeteksi dini tanah longsor itu.
Kirim Komentar