Tips Hari Ini

Begini Cara Cegah Anak Bunuh Diri

Oleh : albertus indratno / Jumat, 07 Agustus 2015 02:46

Pertanyaan

Selamat pagi,

Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan AISHA Parenting. Atas rubrik yang istimewa ini, saya (orang tua) jadi tahu banyak tentang anak dan pola pengasuhannya yang benar.

Begini, akhir-akhir ini saya sering gelisah karena kasus bunuh diri juga terjadi pada anak-anak muda. Bahkan, ada yang usianya 15 tahun. Seringkali informasi yang muncul ialah persoalan ekonomi dan keruwetan hidup berumah-tangga karena kemiskinan. Menurut saya, betapa rentannya hidup mereka yang tidak berpunya. Selain kekurangan harta, mereka juga mudah kehilangan nyawa.

Di sisi lain, ada juga keluarga yang hidupnya P4 - Pokoke Pas Pontang Panting terus. Namun, mereka bahagia dan anak-anaknya selamat. Sebagai orang tua, apa yang bisa kami lakukan? Situasi keluarga seperti apa yang harus kami bentuk? Di tengah situasi sosial seperti ini, langkah-langkah konkrit apa yang bisa kami tempuh agar anak-anak selamat dari tindakan bunuh diri?

Kami mohon sarannya. Melalui rubrik ini saya berharap kejadian bunuh diri tidak lagi terulang. Duka cita yang mendalam bagi mereka yang ditinggalkan.

 

Salam,

 

 

Priyambodo, tinggal di Banguntapan
Jawaban

Selamat pagi pak Priyambodo,

Semoga kesejahteraan selalu bersama bapak dan keluarga.

Memang kasus bunuh diri yang baru saja menimpa anak SMP tersebut sangat mengkhawatirkan. Betapa mirisnya mengetahui permasalahan hidup berujung kematian yang tragis terjadi pada remaja.

Sebagai orang tua, kita harus memetik pelajaran berharga dari kasus tersebut. Menjadikannya lebih waspada dan menggugah niat bagi kita untuk lebih memperhatikan anak, serta memacu kita untuk mau belajar / mencari tahu bagaimana cara menghadapi anak terutama bagi anak usia rentan, usia remaja.

Usia remaja merupakan masa transisi mereka menuju dewasa. Itulah masa dimana mereka mencari jati diri. Sering muncul kegelisahan yang luar biasa. Kadang-kadang mereka berlebihan dalam memaknai sesuatu, entah itu dalam persoalan cinta, masalah pertemanan, sosial, atau bisa juga pengaruh media yang membuatnya terlalu keras memikirkan sehingga merasa tertekan.

Biasanya kasus bunuh diri yang terjadi dipicu karena terlalu keras memikirkan masalah tadi dan cenderung memendamnya sendiri sehingga mereka merasa tidak sanggup menghadapinya dan berputus asa. Mereka cenderung tertutup pada orang sekitar.

Harapan kita, jangan sampai peristiwa bunuh diri tidak terjadi pada orang-orang di sekitar kita. Apalagi pada si buah hati. Cara mencegahnya antara lain menggunakan beberapa pendekatan, mencegah menumpuknya masalah, dan yang paling penting selalu menjaga komunikasi yang baik.

Walau terkadang anak remaja lebih memilih menyendiri dan tertutup, mereka tetap membutuhkan perhatian dari kita. Namun kita harus pandai menunjukkan sayang kita anak usia remaja, jangan samakan dengan perhatian yang ditujukan kepada anak kecil karena justru mereka akan merasa risih dan malu.

Upayakan untuk menyapa dan mengajak mereka mengobrol setiap hari, misalnya dekati mereka ketika belajar, perlu juga sesekali memberi sedikit pujian karena pujian dapat meningkatkan rasa percaya diri dan mereka akan merasa berguna.

Ajak mereka untuk sharing, jalin KOMUNIKASI yang baik, perbanyak intensitas mengobrol santai yang kadang disisipkan pancingan-pancingan agar mereka bercerita pengalaman, masalah yang dialami, kegiatan-kegiatannya, teman-temannya, juga hal yang menjadi uneg-uneg dan keinginan terpendamnya.

Posisikan diri kita sebagai teman mengobrol mereka. Bentuklah suasana akrab, minimalkan suasana tegang dan segan sehingga mereka merasa nyaman dan mau terbuka dengan kita. Dengan demikian mereka bisa membagi masalah yang dihadapinya, dan kita menjadi tahu perkembangan dan keseharian mereka ketika jauh dari pantauan kita.

Jangan biarkan masalah mereka menumpuk!

Kita harus melatih mereka menjadi tangguh. Tangguh dalam menghadapi masalah dan tidak mudah putus asa. Kita juga harus memberi dukungan mereka untuk beraktifitas, karena dengan adanya aktifitas tentu meminimalkan mereka melamun dan menghidarkan dari rasa stress.

Latih mereka untuk percaya diri. Dengan rasa percaya diri, mereka tidak akan mudah minder, akan terhindar dari rasa tertekan, dan akan tangguh. Keadaan sosial bukanlah kunci utama dari kebahagiaan dan keharmonisan suatu keluarga, bukan pula jaminan anak untuk sampai melakukan bunuh diri atau tidak, yang paling penting adalah kenyamanan dan komunikasi yang terjalin dengan baik.

Bila anak merasa nyaman, tentunya mereka jadi aman dan tenang. Kenyamanan tidak bergantung pada materi saja, melainkan adanya kasih sayang yang cukup, perhatian, perasaan “dianggap” dan dibutuhkan, serta waktu yang diberikan pada mereka. Jalinan komunikasi yang akrab dan terjaga, akan membuat mereka lebih terbuka, membagi masalahnya dan terhindar dari stress dan perasaan tertekan.

Sayangi putra putri kita, jadilah orang tua yang sekaligus sahabat mereka, jalin komunikasi yang akrab dan hangat, dan jangan biarkan masalah mereka menumpuk. Semoga keluarga kita bisa menjadi keluarga yang bahagia dan harmonis serta terhindar dari peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan.

Semoga bermanfaat

Salam

 

 

Aisha Parenting

www.aishaparenting.com

@twit_aisha

"We strive to engage mindful parents to develop good reading and eating habits, as well as to stimulate creativity at home"


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini