Yogyakarta, Indonesia - www.gudeg.net. Kesadaran masyarakat di Dusun Mranggen, Margodadi, Seyegan, Sleman akan sikap menjaga kebersihan lingkungan di Selokan Mataram merupakan buah contoh yang telah dilestarikan semanjak dahulu kala. Demikian informasi tersebut disampaikan Dukuh Mranggen, Suparno saat berbincang - bincang dengan Tim Gudegnet.
"Terbentuknya sikap untuk memelihara lingkungan dari sampah merupakan perilaku yang wajib ditiru oleh banyak orang," katanya.
Dalam setiap kesempatan, semisal pertemuan warga, para perangkat desa serta masyarakat saling bergotong-royong dalam upaya menjaga kebersihan Selokan Mataram. Perhatian tersebut dituangkan dalam hal kerja bakti maupun sekedar saling mengingatkan satu dengan yang lain agar tetap berupaya agar selokan bersih dari materi sampah.
"Yang belum terbentuk kesadarannya itu malah orang - orang di luar Mranggen. Kebanyakan dari mereka malah ada yang buang sampah dari atas jembatan," ungkapnya sembari menyesalkan perbuatan orang - orang yang tak bertanggung jawab tersebut.
Demi memberikan semangat, sosialisasi serta pengingat antar sesama penduduk. Warga dusun Mranggen pun membalut pesan menjaga kebersihan Selokan Mataram dengan kegiatan yang menyenangkan. Dengan membuat kegiatan Festival Selokan Mataram, warga diajak untuk terus melestarikan Selokan Mataram agar tetap indah dan mengalir jernih.
Persembahan wayang oleh Ki Catur 'Benyek' Kuncoro
"Waktu ada ide ini, kami selaku perangkat bertemu dengan Tim dari Dinas Kebudayaan. Ide sarasehan bertajuk Hamemayu Hayuning Tirta merupakan bentuk sosialisasi yang dapat membuat mata hati kita lebih terbuka akan sejarah dan manfaat Selokan Mataram," katanya.
Event akan dilaksanakan pada 17 September mulai jam 08.30 - 01.00 dini hari. Kegiatan sendiri akan berupa pengenalan dan dongeng untuk anak - anak SD dan TK. Aneka kesenian tradisional, sarasehan serta persembahan Wayang Kulit dengan dalang Ki Catur 'Benyek' Kuncoro.
Secara umum, air di Selokan Mataram yang melewati Dusun Mranggen tersebut dapat mengairi sekitar 3 hektar lahan persawahan dan perikanan. Disamping itu, membantu pula kegiatan 157 kepala keluarga yang berprofesi sebagai petani dan buruh.
"Melalui kegiatan festival ini, diharapkan masyarakat tak lupa bahwa sejarah yang dicetak oleh Sri Sultan HB IX untuk menyatukan Kali Progo dan Opak dengan Selokan Mataram ini dapat terus kita lestarikan dan dijaga kebersihannya," tukasnya singkat.
Menurut informasi, Dusun Mranggen memiliki potensi upacara adat yang terkenal berupa Upacara Tuk Sibedug. Warga desa Margodadi, Seyegan, Sleman, mengadakan upacara ini setiap Jumat Pahing di bulan Maulud (Jawa). Upacara ini menggambarkan perjalanan Sunan Kalijaga ketika menyiarkan agama Islam di Pulau Jawa. Puncak Upacara Tuk Sibedug adalah Kirab budaya dari balai desa margodadi menuju ke Pesanggrahan Sunan Kalijaga di Grogol Margodadi. Kirab diiringi dengan acara-acara kesenian dan budaya oleh masyarakat.
Kirim Komentar