Yogyakarta, www.gudeg.net - Lapangan kerja yang tidak sebanding dengan bonus demografi membuat permasalahan baru yakni kesejahteraan yang jauh lebih rendah dan angkatan kerja yang tak produktif. Secara umum, bonus demografi ini dapat menjadi beban baru bagi Indonesia. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh Dr Y Sri Susilo MSi selaku pembedah buku "Jembatan Emas Angkatan Kerja Indonesia Menyambut Bonus Demografi" di UAJY baru - baru ini.
Acara yang berlangsung dalam rangka menyambut Dies Natalis ke-51 Universitas Atma Jaya Yogyakarta di tahun 2016 itu pun menghadirkan penulis buku tersebut yakni Fransiscus Go yang memberikan berbagai macam penjelasan kepada para peserta bahwa dunia tenaga kerja di Indonesia masih rumit serta naiknya tingkat pengangguran dari waktu ke waktu.
"Adanya keputusan upah murah dan demo yang terus terjadi setiap tahun, persaingan dengan tenaga kerja luar pasca MEA menjadi hal yang terus menjadi masalah," jelasnya.
Hal ini masih ditambah lagi tingkat kompetensi dan pendidikan pekerja yang rendah, perilau yang belum profesional serta rangakian kebijakan eksperimental pemerintah dalam mengatasi hal ini yang masih belum kompak secara sektoral. "Keadaan seperti ini yang harus segera disikapi secara positif dan kita wajib optimis. Tidak boleh terjebak dalam kondisi ini," katanya.
Sebagai bangsa yang besar setiap momentum harus dimanfaatkan dengan terus berbenah terutama mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi tinggi dan siap kerja. Diperlukan kreativitas dalam memulai pembenahan dengan suatu metode yang mampu menjawab dan menjembatani segala potensi angkatan kerja yang ada, berupa pembangunan data base dalam kerangka Man Power Planning Nasional secara terintegrasi.
"Data yang akurat dan konsisten memanfaatkan teknologi informasi spesial, kita dapat memulai pekerjaan besar ini, untuk Indonesia yang berjaya dalam kemandirian tenaga kerja menghadapi bonus demografi," tutupnya ramah.
Kirim Komentar