www.gudeg.net, Yogyakarta - Keadaan perubahan atmosfir mutakhir menunjukkan adanya pembentukan pusat tekanan rendah di perairan Selatan Jawa, Laut Aru dan di Papua Nugini yang membentuk daerah pumpunan angin memanjang dari Pesisir Sumatera bag Selatan , pesisir selatan jawa hingga selatan Papua.
Menurut Djoko budiyono, M.Si, kepala kelompok operasional staklim Mlati, Sleman, Yogyakarta menerangkan bahwa kondisi semacam ini dapat menyebabkan terjadinya peningkatan potensi hujan lebat disertai kilat atau petir serta adanya angin kencang ataupun hujan ringan/sedang berdurasi cukup lama.
"Dibeberapa wilayah termasuk DIY, Untuk informasi gelombang dipesisir selatan Jawa diprediksi tinggi dengan gelombang berkisar 1,25 hingga 2,5 meter," katanya.
Djoko menghimbau masyarakat agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dan jalan licin serta pengguna jasa transportasi penyeberangan laut juga diharapkan tetap waspada terhadap potensi gelombang tinggi.
"Saat ini masih pancaroba, secara umum Jogja akan memasuki awal musim kemarau secara bertahap. Dimulai dari bagian selatan, april berkisar antara 21-30 april. Diikuti bagian tengah pada awal mei, kisaran antara 1-10 mei dan terakhir bagian utara yakni pada bulan mei pada tanggal 11-20 mei," jelasnya.
Sehingga, apabila saat ini masih terjadi hujan dengan intensitas tinggi, pihaknya masih mengklaim bahwa awal april masih masuk dalam musm peralihan.
Kirim Komentar