www.gudeg.net, Yogyakarta - Ritual yang identik dengan malam 1 Suro, “Lampah Budaya Mubeng Beteng” dilaksanakan Kamis (21/9) malam. Selain diikuti oleh abdi dalem dan prajurit kraton, mubeng beteng juga dipadati masyarakat yang ingin mengikuti prosesi.
Sekitar pukul 21.00 abdi dalem dan masyarakat telah berkumpul di Bangsal Pancaniti Kompleks Keben, Keraton Yogyakarta. Hadir pula GKR Mangkubumi dan GKR Condrokirono. KRT H. Gondohadiningrat, ketua panitia Mubeng Beteng, dalam sambutannya mengatakan bahwa Mubeng Beteng adalah salah satu perwujudan “Manunggaling Kawula Gusti”.
Pemberangkatan rombongan yang akan melakukan “Mubeng Beteng” dimulai pada pukul 24.00. Pelepasan rombongan dipimpin oleh GKR Mangkubumi. Lonceng yang dibunyikan menjadi penanda keberangkatan rombongan. Prosesi mengitari beteng mengambil rute Kompleks Keben-Ngabean-Pojok Beteng Kulon-Pojok Beteng Wetan-Ibu Ruswo-Alun-alun Utara. Masyarakat nampak antusias mengikuti prosesi, sehingga memenuhi jalan yang dilalui pada prosesi ini.
Para abdi dalem, prajurit dan masyarakat mengitari beteng dengan melakukan “tapa bisu”, yakni dengan tanpa berbicara. Tapa bisu sendiri merupakan sebuah bentuk permenungan, intropeksi diri, menyambut tahun baru dalam penanggalan Jawa yang juga bertepatan dengan Tahun baru Islam. Ritual diakhiri usai rombongan prosesi Mubeng Beteng kembali tiba di Bangsal Pancaniti.
Kirim Komentar