Gudegnet—Berawal dari kerinduan banyak mahasiswa Papua dengan makanan asli dari daerahnya, Warung Papeda dibuka pertama kali oleh Andra Paiman. Berasal dari Serui, Papua, Andra mempunyai akses untuk mendapatkan sagu yang dikirim langsung dari Serui dan tentu saja, resep asli.
Berbedakah sagu di Papua dan di Jawa? “Berbeda, sagu dari sana kualitasnya lebih bagus, lebih kental, dan lebih bening. Kalau di sini kebanyakan sudah dicampur dengan tepung kanji,” jelas Dharma Paiman, adik Andra yang juga mengurus Warung Papeda.
Walaupun makanan pokok di Indonesia adalah nasi, di daerah timur Indonesia sagu lebih populer. Selain mudah diolah, sagu juga lebih gampang ditemukan daripada padi yang harus di tanam. Sagu sendiri di dapat dari batang pohon sagu yang ditemukan di daerah yang kadar airnya tinggi seperti rawa.
Warung Papeda pertama dibuka tahun 2014, warung sederhana ini padat ramai oleh mahasiswa yang kebanyakan berasal dari Indonesia timur dan tengah. Jam ramai warung ini adalah saat makan siang (pukul 13.00-15.00) dan jam makan malam (pukul 18.00-21.00).
Menu yang bisa kita dapatkan di sini tak hanya papeda, tetapi cukup beragam. Ada beragam lauk seperti Ikan Saus, Ikan Colo-colo, Ganemo Santan, Kangkung Bunga Pepaya, Gurita Masak Hitam, dan lainnya. Untuk Paket Papeda Kuah Kuning/Kuah Asam+Sayur+Minum (es teh/jeruk) cukup membayar Rp 25.000 saja. Papeda+Ikan Colo-colo juga dihargai sama. Gurita Kuah Hitam dihargai Rp 25.000 sudah termasuk nasi. Sedangkan Nasi Putih/Kuning+lauk cukup membayar Rp 13.000.
Warung yang tiap harinya dapat menjual hingga 40 porsi papeda ini ke depannya akan mengekspansi kedainya ke beberapa kota di pulau Jawa. Dalam waktu dekat cabang di Salatiga akan di buka. Warung Papeda Jogja bisa dikunjungi di Kompleks Pertokoan Babarsari, Blok A Jl. Babarsari No.10, Kledokan, Caturtunggal, Depok.
Kirim Komentar