Gudeg.net - Suasana pedesaan yang asri dan tenang, sangat terasa begitu memasuki kawasan Desa Wisata Kadisobo II Sleman Yogyakarta. Desa yang terletak di Jalan Raya Turi-Sleman Km. 4,5 mulai dikembangkan menjadi desa wisata sejak tahun 2007 melalui BUMDES (Badan Usaha Milik Desa).
Membutuhkan waktu dua tahun untuk mengubah mindset masyarakat akan desa wisata. “Bagaimana masyarakat paham akan potensi alam yang menurut saya, ini cantik, selain alami, Kadisobo 2 hanya jarak 18 Km dari titik nol, akses jalan sudah bagus dan itu nilai ekonominya tinggi,” jelas Mawardi Kepala Dusun Kadisobo 2.
“Kalau kita bisa membuat event - event tertentu, tempat ini bisa dimanfaatkan untuk refhresing, dan mengembangkan obyek wisata pertanian yang berbasis kearifan lokal,” paparnya lebih lanjut.
Desa ini mengawali kegiatannya dengan pemancingan, namun sempat terimbas kasus keracunan ikan yang mengakhibatkan rugi besar dan perekonomian sempat mengalamai mati suri. Kemudian tercetus untuk membuat event yang berbasis hobi, berhubung masyarakat setempat banyak yang hobi breeding burung, akhirnya Mawardi mengadakan event tingkat nasional lomba burung.
Dan ternyata acara tersebut sukses sehingga berimbas ke naiknya perekonomian, waktu itu pemasukan yang masuk ke desa hampir Rp 400 juta yang berasal dari parkir, kuliner dan yang lainnya. Hingga sekarang wisata hobi tersebut menjadi ikon desa Kadisobo 2 dan menjadi rutinitas yang diselenggarakan setiap Kamis sore dan Minggu dari pagi hingga sore hari.
Sukses dengan wisata hobi , akhirnya tercetus untuk mengembangkan wisata yang lainnya seperti wisata kuliner dengan ikon gudeg salak, wisata minat khusus mulai dari paket edukasi, bagaimana mengajari anak untuk mengolah sampah organic dan belajar tentang pupuk. Adapula tracking, outbond, dan paket belajar membuat gudeg, mulai dari memilih bahan dasar hingga hasil akhir.
Di sini pengunjung juga akan diberi edukasi mengenai kearifan lokal, mulai dari nenek moyang yang mengajarkan tentang konservatif, hingga pertanian tanpa ada unsur kimia,
Desa seluas 30 hektar yang terdiri dari 2 RW dan 4 RT mempunyai bidang-bidang produksi seperti kuliner, homestay, produksi ikan dan pertanian organik.
Di halaman depan terdapat halaman yang luas dan pendopo yang mampu memuat hingga ratusan orang. Bagian belakang terdapat kebun salak yang luas dan kolam ikan.
Menurut Mawardi, rencana kedepan akan membuat wisata air sebagai konservasi dengan memanfaatkan aliran sungai di sebelah barat desa. Desa ini juga akan dilengkapi dengan kolam renang.
Kirim Komentar