Gudeg.net- Animal Friend Jogja (AFJ) melakukan sebuah fragmen teatrikal saat memprotes diadakannya stand atraksi lumba-lumba pada Perayaan Sekaten di Titik Nol Yogyakarta,(3/11).
" Sudah dua tahun di Jogja tidak ada sirkus lumba-lumba tetapi kenapa tahun ini ada lagi? Itu yang membuat kami AFJ menolak," ungkap Bandizt Direktur AFJ.
Diapun menegaskan bahwa lumba-lumba itu habitatnya bukan di kolam tapi dilautan. Karena dilautan hidup lumba-lumba bisa mencapai 40 tahun sedangka dikolam hanya sampai 4-5 tahun saja jadi sangat disayangkan kenapa pada akhirnya tetap diadakan sirkus tersebut.
Mereka telah melakukan audiensi dengan pihak Walikota Yogyakarta perihal untuk tidak dikeluarkannya perijinan sirkus keliling lumba-lumba di Jogjakarta. Walikotapun mendukung aksi mereka.
" Walaupun sekarang sudah terjadi berarti kami harus segera beraudiensi lagi dengan Walikota untuk meminta penutupan sirkus tersebut," tegas Bandizt
Mereka sangat menyayangkan dikeluarkannya perijinan sirkus lumba di Pasar Malam Sekaten tahun ini. Mereka beranggapan bahwa lumba-lumba adalah mamalia sensitif dalam pendengaran akan tetapi diletakan di Sekaten yang hingar bingar.
Wawali Yogyakarta Heroe Poerwadi saat membuka Sekaten mengutarakan bahwa sudah bertemu dengan pihak AFJ,Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) tentang perijinan atraksi lumba yang sudah sesuai dengan prosedur secara teknis.
" Kami sudah bertemu dengan pihak-pihak yang terkait dengan sirkus ini dan mereka sudah pahami itu semua akan tetapi yang diperlukan teman-teman AFJ adalah jaminan terhadap kesejahteraan lumba-lumba selama ada di Jogja," pungkas Wawali saat diwawancara.
Dan Wawalipun menegaskan bahwa tim BKSDA akan memantau setiap hari kesehatan lumba-lumba dan membatasi pertunjukan agar lumba-lumba dapat beristirahat agar tidak terlalu diekploitasi.
" Mudah-mudah sirkus hewan ini menjadi yang terakhir di Yogyakarta karena kami sudah sepakat mengurangi ekaploitasi hewan seperti lumba-lumba dan topeng monyet," ujar Wawali.
Kirim Komentar