Gudeg.net- Ratusan warga berkumpul menyaksikan gelaran seni budaya dengan tajuk Seni Desa Budaya Selasa Wage di Monumen SO 1 Maret, Selasa (9/4). Gelaran seni budaya ini bertujuan untuk menampilkan kepada masyarakat potensi sejumlah Desa Budaya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sekretaris Daerah Titik Sulastri mengatakan, kegiatan seni ini diharapkan menjadi ajang promosi bagi desa wisata yang sedang berkembang di DIY.
“Pemerintah daerah akan terus mengembangkan desa wisata yang ada dengan tujuan agar dapat meningkatkan kunjungan wisatawan baik dalam maupun luar negeri,” ujarnya.
Selain itu sinergitas antar warga juga harus dikembangkan agar seni budaya desa wisata makin berkembang. Tidak hanya pemerintah saja yang mengembangkan namun warga juga turut berperan andil karena seluruhnya akan kembali untuk kemajuan pariwisata dan ekonomi desa,” tambahnya.
Acara yang dimulai pada pukul 15.30- 21.30 WIB ini menampilkan sejumlah budaya dari pengembangan desa wisata diantaranya Desa Katongan dengan kesenian Srandul, Desa Tambak Kromo dengan kesenian Tayup, Desa Bangun Kerta, Desa Samigaluh dengan kesenian Reok dan Jatilan.
Selain itu ada juga penampilan dari Desa Hargo Mulyo dengan Kesenian Angguk incling Reok, Desa Selopamioro dengan kesenian Bregodo Tani dan Ledek Gogek dan Desa Bangunjiwo dengan kesenian Sendratari serta Desa Banyurejo dengan kesenian Kubro Sadisiwo.
Sentono yang berasa dari desa wisata Banyurejo Sleman mengungkapkan bahwa desa wisata daerah nya memberikan penampilan yang semaksimal mungkin.
“Malam ini kami bawakan seni Kubro Sadisiswo dengan format yang full, lengkap dengan para penyanyi dengan pakaian asli pagelaran besar,”ujarnya.
Kubro Sadissiswo merupakan kesenian rakyat yang berkembang di lingkungan Islam masyarakat Kabupaten Sleman. Tarian yang bertujuan mengagungkan nama Tuhan ini dimainkan oleh sekitar 20 seniman dengan iringan gamelan dan syair bahasa Jawa.
Pagelaran budaya Seni Desa Budaya ini juga dimaksudkan untuk menghibur para wisatawan yang mengunjungi sekitar Titik Nol Yogyakarta, yang mana setiap hari Selasa Wage kawasan Malioboro tutup dari aktifitas para pedagang kaki lima.
Kirim Komentar