Berita

Curah Hujan Menurun, DIY Masuki Musim Kemarau

Oleh : Trida Ch Dachriza / Jumat, 17 Mei 2019 14:47
Curah Hujan Menurun, DIY Masuki Musim Kemarau
Prakiraan curah hujan Mei 2019/via BMKG


Gudeg.net—Berdasarkan analisis dinamika atmosfer laut dan statistik data histori curah hujan yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), jumlah curah hujan di wilayah DI Yogyakarta di sepanjang dasarian II ini masuk dalam kategori rendah.

Curah hujan selama sepuluh hari di pertengahan Mei ini ada di kisaran 5-25 mm. Di dasarian III Mei nanti diperkirakan curah hujan akan terus turun ke 5-20 mm.

Dasarian I Juni curah hujan ada di kisaran 5-15mm, yang sudah dalam kategori bawah normal. Di beberapa wilayah lain, monitor hari tanpa hujan telah menyentuh angka 21-30 hari.

Monitor hari tanpa hujan menunjukkan berapa lama sejak suatu daerah terakhir hujan. Piyungan, Sedayu, Panggang, Tanjungsari, Tepus, Kokap, Panjatan, dan Sentolo adalah beberapa daerah yang telah melewati 30 atau lebih hari tanpa hujan.

Di dasarian II Mei 2019 ini, curah hujan di Kota Yogyakarta, Bantul, dan Gunungkidul berada di 10-20 mm. Sleman dan dan Kulonprogo berada di 5-20 mm. Semuanya termasuk dalam kategori bawah normal.

“Berdasarkan data selama 30 tahun belakangan, awal musim kemarau di DIY mundur satu hingga dua dasarian,” lapor buletin prakiraan musim kemarau BMKG.  

Sedangkan untuk puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi di bulan Agustus 2019 untuk seluruh wilayah DIY.

Sifat hujan selama musim kemarau 2019 di sebagian Zona Musim (ZOM) DIY diperkirakan sebagian besar bersifat Bawah Normal (BN) dan Normal (N) masing-masing sebesar 37.5% dan sebagian kecil bersifat Atas Normal (AN) berkisar 25%.

ZOM sendiri adalah daerah yang mempunyai batas yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau (umumnya pola monsun).

Daerah dengan sifat musim kemarau AN antara lain di Kulonprogo (Sebagian kecil Temon bagian barat, dan Kokap bagian barat daya) dan Sleman (Sebagian besar Turi, Pakem, Cangkringan, dan sebagian kecil Tempel bagian utara).

Musim kemarau dengan curah hujan bersifat BN terjadi di Kulonprogo (Kalibawang, Samigaluh, Nanggulan, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Sentolo, sebagian besar Kokap, Temon, Pengasih, dan Girimulyo) dan seluruh kota Yogyakarta.

Di wilayah Sleman terjadi di Berbah Prambanan, Kalasan, sebagian besar Depok, Ngemplak, Cangkringan, Pakem, Turi, sebagian kecil Tempel bagian utara, Ngemplak bagian barat laut, Ngaglik timur, Mlati tenggara, dan Depok barat laut.

Juga terjadi di Bantul (Srandakan, Sanden, Kretek, Pundong, Imogiri, Pandak, Bambanglipuro, Jetis, Bantul, Pajangan, Sedayu, Kasihan, Sewon, Pleret, Banguntapan, sebagian besar Piyungan, sebagian Dlingo selatan dan utara.

Sedang di wilayah Gunungkidul terjadi di Purwosari, Panggang, Saptosari, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Girisubo, sebagian besar Semanu, Paliyan, sebagian kecil Gedangsari utara, Ngawen utara, Playen barat daya, Wonosari selatan, dan Ponjong Selatan.

Sifat kemarau di Atas Normal hanya terjadi di Kulonprogo (Sebagian kecil Temon bagian barat dan Kokap bagian barat daya) dan Sleman (Sebagian besar Turi, Pakem, Cangkringan, dan sebagian kecil Tempel utara).


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini