Seni & Budaya

Joglitfest Dibuka: Pemantik Perkembangan Literasi dan Sastra

Oleh : Trida Ch Dachriza / Jumat, 27 September 2019 18:26
 Joglitfest Dibuka: Pemantik Perkembangan Literasi dan Sastra
Penyerahan kenang-kenangan berupa antologi karya sastra peserta Joglitfest dari Suharmono Arimba kpd Dr Catarina Muliana Girsang SH SE MH, Ir Gatot Saptadi, & Aris Eko Nugroho MSi/dok.Joglitfest

Gudeg.net—Helatan pesta sastra di Yogya, Festival Sastra Yogyakarta, atau Joglitfest 2019 telah dibuka malam tadi bertempat di Monumen Serangan Oemoem Satu Maret, Titik Nol, Yogya (27/9).

Pembukaan acara sastra yang diberi tajuk ‘Gregah Sastra’ ini dihadiri oleh perwakilan dari Dirjen Kebudayaan RI, perwakilan Gubernur, dan Kepala Dinas Kebudayaan Yogya, Aris Eko Nugroho.

“Joglisfest adalah upaya pemantik perkembangan literasi dan sastra yang berkembang di Yogyakarta,” ungkap Aris Eko dalam pidato pembukaannya (27/9).

Ia juga mengungkapkan bahwa Dinas Kebudayaan mempunyai kewajiban untuk memelihara dan mengembangkan objek kebudayaan di DIY, khususnya di bidang sastra.

Di pembukaan tersebut Joko Pinurbo membacakan dua puisi barunya dengan santai bertemakan biskuit yang sudah ada sejak lama, Khong Guan.

Dua puisi ini diberinya judul ‘Rumah Khong Guan’ dan Jogja dalam ‘Kaleng Khong Guan’. Sebelum tampil di panggung pembukaan, sastrawan yang kerap dipanggil Jokpin ini sudah terlibat selama kurang lebih satu bulan dalam acara road to Joglitfest.

Dalam acara di sore hari sebelum pembukaan, Jokpin menyatakan keantusiasannya dengan kehadiran Joglitfest ini. “Akhirnya ada festival sastra di Jogja. Walaupun telat, daripada enggak,” ujarnya.

Meyuarakan hal yang serupa, Aan Mansyur yang juga membacakan puisi di panggung pembukaan Joglitfest juga menyatakan kegembiraannya atas adanya helatan sastra semacam Joglitfest.

Joglitfest Aan Mansyur
Pembacaan puisi oleh Aan Mansyur berjudul "Makassar" yang ditulisnya di pembukaan Joglitfest 2019/Trida

“Bahkan, seharusnya, 10 atau 20 tahun lalu Yogya sudah punya pergelaran seperti ini (Joglitfest),” ungkapnya. Ia percaya bukan hanya dia yang menunggu adanya festival sastra. Apalagi, Yogya memiliki semua hal yang dibutuhkan untuk membuat festival.

Sastrawan asal Makassar ini membawakan puisinya yang berjudul ‘Makassar’ yang berisikan keresahannya mengenai Makassar yang berubah menjadi Jakarta.

Tema yang dipilih, ‘Gregah’ artinya ‘bangkit’. Kata gregah dipilih sebagai simbol untuk bangkit dari kemalasan, bangkit dari ketinggalan.

Pembukaan ini juga dimeriahkan dengan penampilan musik dari Yogyakarta Symphony Orchestra, Gabriella Fernandez, Silampukau, dan Jogja Hip Hop Foundation (Jazz Version).


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini