Gudeg.net - Seniman Putu Sutawijaya menggelar pameran tunggal bertajuk Anetes di Sangkring Art Space, Nitiprayan, Bantul, 27 November - 5 Desember 2019. Dalam karya-karyanya, Putu mengangkat figur Burung Garudeya.
Putu menampilkan 10 karya. Selain lukisan, dalam ruang pamer terpajang juga instalasi. Ada pula sebuah gitar elektrik yang dilukis.
"Anetes, bahasa aktifnya seperti menetas. Menetas itu otomatis dia bisa berkembang. Menetas dalam konteks jejak kreatif pun kita mencoba menetas itu dalam konteks yang positif. Menetas sekarang kita bisa mengembangkan apa yang menjadi kegelisahan," kata Putu kepada Gudegnet saat pembukaan pameran, Rabu (27/11).
Tentang pemilihan garudeya, Putu menjelaskan, "Tentu hubungannya dengan burung, karena selama ini kita punya kekhawatiran tentang burung garudeya. Kita nggak mau ngomongin lambang negara kita, tapi garudeya sebagai banyak mitosnya itu, itu yang menginspirasi, di mana di situ ada mitos tentang pembebasan dari perbudakan, cerita tentang leadership, tentang menjadi pemimpin. Itu yang membuat saya tertarik untuk mengolahnya menjadi karya masa kini."
Memasuki galeri kita akan menjumpai sebuah gitar Kiesel. Gitar tanpa headstock ini dilukis dan diberi judul "Guitar Garudeya".
Di belakang gitar terpajang instalasi garudeya yang digantung berjudul "Learning to play". Dalam karya lain nampak lukisan garudeya yang tengah memegang balon bergambar kepulauan Indonesia berjudul "Menjaga".
Lukisan berjudul "Menjaga" karya Putu Sutawijaya dalam Pameran Anetes, Rabu (27/11) - Gudegnet/ Wirawan Kuncorojati
Menurut Putu, pameran ini adalah sebuah proyek awal. Untuk menumbuhkan kekaryaan ia akan membuat program-program lain setelah pameran ini.
Ia menjadi merasa memiliki semangat baru. "Anetes itu yang menjadi penyemangat kita untuk semoga kita bisa menetas dalam konteks dunia kreatif itu sendiri," katanya.
Kirim Komentar