Gudeg.net- Beragam batik dari berbagai daerah di Indonesia ditampilkan dalam Festival Batik Nusantara di Grha Sabha Pramana UGM (GSP),Senin (9/12).
Festival Batik Nusantara yang akan berlangsung hingga 11 Desember 2019 ini diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ketua Panitia Festival BatikNusantara, Indriyani Panut Mulyono mengatakan, acara ini merupakan salah satu rangkaian peringatan Dies Natalis ke-70 UGM 2019.
“Memasuki tahun kedua penyelenggaraannya ini, kami memperkenalkan sejumlah batik dari seluruh Nusantara namun batik Yogyakarta tetap ada,” ujar Indriyani Panut Mulyono.
Indriyani menjelaskan, tahun sebelumnya festival batik nusantara hanya mengangkat batik-batik lokal terutama dari Yogyakarta. Dan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian batik tanah air yang merupakan warisan budaya bangsa.
“UNESCO telah menobatkan batik sebagai warisan budaya dunia tak benda milik Indonesia, oleh karenanya harus terus dilakukan berbagai langkah pelestarian dan pengenalan seperti pameran ini,” jelasnya.
Festival Batik Nusantara ini diikuti oleh 26 derah dari Indonesia diantaranya Madura, Lasem, Solo, Kebumen Tuban, Garut, Tuban,Purworejo, Tasikmalaya, dan Kebumen.
Pelestarian batik menjadi salah satu tantangan bagi UGM untuk terus mengembangkan inovasi IPTEKS guna menjaga nilai historis batik untuk diangkat ke mata dunia.
Rektor UGM Panut Mulyono mengapresiasi dari penyelenggaraan Festival batik Nusantara 2019 ini.
“UGM sebagai media pendidikan juga turut memberikan dukungan atas kepeduliian untuk melestarikan serta turut mengembangkan salah satu budaya hakiki Indonesia ini,” tutur Rektor UGM Panut Mulyono.
Menurut Panut, batik tidak dapat terpisahkan dari masyarakat Indonesia terutama orang Jawa, oleh karenanya harus terus dilakukan langkah-langkah inovasi terbaru demi pengembangan.
“Sebagai bentuk kontribusi, UGM telah melakukan berbagai penelitian mulai dari pengembangan corak batik, hingga pengembangan mesin batik,” tuturnya.
Panut berharap seluruh pelaku atau produsen batik agar dapat terus melakukan pembenahan agar batik tetap maenjadi milik Indonesia.
“Jangan sampai batik justru berkembang dinegara lain, UGM sebagai tempat penelitian dan belajar kebudyaaan akan terus meningkatkan kontribusi terhadap perkembangan batik di Indonesia,” ungkap Panut.
Pada Festival Batik Nusantara ini ditampilkan juga berbagai kegiatan seperti seminar yang mengupas tentang batik Mataram, Pesisir, dan Yogyakarta dan Festival Jamu Nusantara serta fashion show.
Kirim Komentar