Seni & Budaya

Program Rubik Festival Gugus Bagong Suguhkan Empat Karya Pertunjukan

Oleh : Wirawan Kuncorojati / Kamis, 19 November 2020 13:00
Program Rubik  Festival Gugus Bagong Suguhkan Empat Karya Pertunjukan
Tangkapan layar Dialogia Dapur dalam Festival Gugus Bagong -Dok. Gudegnet

Gudeg.net - Festival Gugus Bagong digelar secara daring pada 18-22 November 2020. Festival ini menghadirkan tiga program, yakni Rubik, Mozaik, dan Pranala. 

Rubik sendiri merupakan nama program pertunjukan di Gugus Bagong, yang memuat proses-proses penciptaan karya baru dan pengembangan karya potensial, presentasi karya secara perdana (penayangan), serta bincang karya.

Sementara itu program Mozaik merupakan Bincang Gugus (webinar) dan Pranala adalah presentasi visual berbasis arsip. Acara dapat diikuti dengan mengunjungi www.gugusbagong.psbk.or.id.

Presentasi karya pertunjukan di program Rubik menampilkan hasil dari proses inkubasi dalam penciptaan karya beberapa kelompok seniman yang dipilih melalui jalur penjaringan karya mandiri dan jalur kolaborasi seniman invididu. 

Dalam program ini tedapat empat karya yang diputar setiap hari selama acara berlangsung yakni "Dialogia Dapur", "Sujha", "Dari Pagi Menuju Pagi", "In Transit It's Time To Redo".
 
Shohifur Ridho'I, salah satu kurator Festival Gugus Bagong, mengatakan, "Dialogia Dapur" diciptakan empat seniman yang datang dari latar belakang kultur yang berbeda. 

Ketika bertemu, para seniman melihat struktur bahwa rumah adalah suatu semesta yang juga memiliki relasi kuasa. 

"Dapur juga dibaca sama mereka sebagai satu pusat produksi komunikasi, interaksi antaranggota rumah," kata Ridho saat jumpa pers, di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Selasa (17/11). 

Karya Berikutnya, "Sujha", diciptakan oleh Eka Luthfi. Dahulu ia seorang penari jatilan di Wonosari. Eka, kata Ridho, ingin mengunjungi lagi jatilan dengan melihat bahwa di jatilan ada struktur pertunjukan menari dalam keadaan sadar dan penari menari dengan keadaan tidak sadar atau disebut "ndadi".

"Di karya Sujha ini dia berfokus pada proses transisi antara sadar dan tidak sadar,' kata Ridho.

Sementara itu karya "Dari Pagi Menuju Pagi" berangkat dari siklus kehidupan sehari-hari para seniman dengan cara merekam bunyi yang ada di sekitar tempat tinggal mereka seperti bunyi katak, angin, dan seterusnya. 

Oleh para seniman bunyi tersebut ditafsirkan ke dalam banyak hal. "Ada yang menafsirnya menjadi gerakan, komposisi musik, kostum, repertoar," terang Ridho.

Pada karya berikutnya, "In Transit It's Time To Redo", Ridho menjelaskan, seniman mengamati hunian kampung di dua daerah di Solo yang mengalami sengekata. "Sophiyah ini datang ke lokasi-lokasi bagaimana hunian mereka, bagaimana rumah dimaknai oleh mereka," kata Ridho.     


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini