Seni & Budaya

JFFE 2020 Dorong Lahirnya Perda Festival di DIY

Oleh : Wirawan Kuncorojati / Jumat, 20 November 2020 22:15
JFFE 2020 Dorong Lahirnya Perda Festival di DIY
Tangkapan layar jumpa pers JFFE, Kamis (12/11) - Dok. Gudegnet

Gudeg.net - Jogja Festivals Forum And Expo (JFFE) 2020 berakhir pada Jumat (20/11). Selama empat hari penyelenggaraan, perhelatan tahunan ini  mengumpulkan berbagai pemangku kepentingan festival di Yogtakarta untuk mendukung terwujudnya peraturan daerah (Perda) berupa Peraturan Gubernur (Pergub). 

Direktur Pelaksana, Dinda Intan Pramesti Putri, menuturkan Perda dapat membuat pegiat festival semakin yakin menyelenggarakan acaranya. Manajemen festival pun dapat lebih baik dan berkelanjutan. 

Selain mendorong keberadaan Pergub, JFFE 2020 juga ingin menyinergikan para pemangku kepentingan festival sehingga tercipta ekosistem festival yang baik di Yogyakarta. 

Sinergi ini juga didorong ke dalam bentuk nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) di antara para pemangku kepentingan festival di Yogyakarta.

Menurut Dintan, sebagai kota festival seharusnya pemangku kepentingan bisa saling bersinergi. Jadi, ketika ada satu festival digelar, setiap bidang bisa secara otomatis bergerak.

Sebagai contoh, Perhimpunan Hotel Republik Indonesia (PHRI) bisa menginformasikan festival itu kepada tamu hotel, ASITA bisa menginformasikan kepada wisatawan, dan sebagainya.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo sudah mengantongi masukan dari para pegiat festival di Yogyakarta. Saat ini ia sedang menyusun road map supaya bisa mewujudkan tujuan dari pegiat festival di Yogyakarta. 

Ia juga menilai perlu adanya penguatan pemahaman dan sinergi dalam dinamika festival di Yogyakarta. Menurut Singgih, masih ada pegiat festival yang belum paham terkait dukungan pemerintah dalam sisi anggaran. 

“Baru sebagian kecil yang paham kalau pemerintah menganggarkan dana untuk mendukung sebuah kegiatan harus memakai pola perencanaan, artinya pengajuan proposal bisa satu atau dua tahun sebelumnya,” kata Singgih.

Selain itu, Singgih juga menilai perlu penguatan di kalangan organisasi perangkat daerah (OPD) supaya bisa saling bersinergi. 

“Di lingkup Ppemda, perlu ada dirijen berupa satu lembaga yang memberikan arahan yang pasti mengingat sebuah festival melibatkan banyak OPD,” tuturnya.

JFFE diinisiasi pertama kali pada 2019 oleh Jogja Festivals. Jogja Festivals berdiri pada 21 September 2014 dan diresmikan pada 9 Maret 2017 oleh 15 festival yang aktif berpartisipasi dalam proses kreatif di Indonesia. 

Sesuai namanya, JFFE 2020 menghadirkan dua program besar, yakni forum dan ekshibisi. Di dalam forum ada sejumlah diskusi panel dan talkshow yang menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan festival dari pegiat festival, pemerintah daerah, pemerintah pusat, maupun pemangku kepentingan dari luar negeri.

Sementara, ekshibisi menjadi sarana presentasi, promosi dan transfer ilmu pengetahuan bagi para penikmat dan pegiat festival serta menjadi wadah pertemuan dan ajang kolaborasi lintas pemangku kepentingan festival: masyarakat, pemerintah, akademisi, dan bisnis.

Pada JFFE 2020, ekshibisi diikuti puluhan festival di Yogyakarta yang diselenggarakan pegiat festival maupun Pemda DIY seperi ARTJOG, Biennale Jogja, Kustomfest, Malioboro COffee Night dan festival lain.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWADESI ADHILOKA

    SWADESI ADHILOKA

    Handayani FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini