Kesehatan

Kabar Adanya Mutasi Covid-19, Ahli Virologi Sebut Belum Terbukti Lebih Parah

Oleh : Rahman / Rabu, 30 Desember 2020 10:30
Kabar Adanya Mutasi Covid-19, Ahli Virologi Sebut Belum Terbukti Lebih Parah
Tenaga medis mengecek sample darah pada saat kegiatan tes rapid di Yogyakarta, (2020)-Gudeg.net/Rahman

Gudeg.net- Pakar Virologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Mohamad Saifudin Hakim, menyatakan adanya kabar mutasi Covid-19 belum terbukti lebih parah dari virus yang ada saat ini.

“Mutasi virus tersebut diduga berkaitan dengan peningkatan penularan yang lebih tinggi, namun belum ada bukti berkaitan dengan derajat penyakit yang lebih parah,” ujar dr. Mohamad Saifudin Hakim saat dihubungi Gudegnet, Rabu (30/12).

Hakim juga menilai bahwa mutasi virus Covid-19 yang saat ini ditemukan di Inggris, Irlandia, dan negara lainnya, terjadi bukan karena adanya kegagalan vaksin.

“Jadi belum ada bukti menjadi penyakait yang lebih parah atau terjadi karena kegagalan vaksin. Belum terbukti mengarah kesana,”jelasnya.

Hasil analisis genomik virus Corona menunjukkan adanya sekelompok mutasi varian baru di Inggris. Varian ini dikenal dengan nama VUI 202012/01, terdiri dari sekumpulan mutasi antara lain sembillan mutasi pada protein S.

Varian baru juga ditemukan secara signifikan pada kasus Covid-19 di Afrika Selatan yaitu kombinasi 3 mutasi pada protein S.

Dari sembilan mutasi tersebut pada VUI 202012/01, ada satu mutasi yang dianggap paling berpengaruh yaitu mutasi N501Y. Hal ini karena mutasi N501Y terletak pada Receptor Binding Domain (RBD) protein S.

Selain di Inggris, varian ini telah ditemukan di Irlandia, Perancis, Belanda, Denmark, Australia. Sedangkan di Asia baru ditemukan pada tiga kasus yaitu Singapura, Hong Kong dan Israel.

“Walaupun telah ditemukan di sejumlah negara termasuk Asia tetapi setau saya untuk Indonesia, khususnnya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum ditemukan varian mutasi ini,” tuturnya.

Mohamad menambahkan, rencana pemerintah Indonesia untuk memvaksinasi seluruh masyarakat dengan vaksin Sinovac tidak akan mempengaruhi jenis varian mutasi Covid-19 tersebut.

“Sejauh ini belum ada bukti, bahwa mutasi Covid-19 yang baru tersebut menurunkan efektivitas vaksin,” tambahnya.

Ia juga merekomendasikan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) DIY agar lebih meningkatkan pengamatan sistematis terhadap penyebaran virus Corona.

“Tingkatkan Surveilans Whole Genome diseluruh level daerah. Tujuannya untuk bisa mendeteksi mutasi tersebut dan dampaknya di depan,” ungkapnya.

dr. Mohamad Saifudin Hakim adalah seorang ahli atau pakar dari ilmu biologi yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM).


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini