Gudeg.net- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY tidak menginginkan adanya perpanjangan Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) DIY.
“Dengan adanya Covid-19 kami sudah terpuruk, lalu ada PTKM dan rencananya akan diperpanjang setelah tanggal 25 Januari besok, jelas kami menolaknya,” ujar Kepala Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo saat dihubungi, Jumat (22/1).
Menurut Deddy, banyak para pelaku hotel dan restoran telah mengalami kerugian bahkan ada yang menutup seluruh operasionalnya saat ini.
Selain itu, tidak sedikit juga yang melakukan pengurangan karyawannya, dari merumahkan sementara hingga pemecatan. “Banyak pengusaha hotel yang sudah goyah, dan banyak yang tidak dapat bertahan. Sejak Januari seusai tahun baru semua merasakan reservasi hotel yang sangat minim,” jelasnya.
Dari data yang dimilik PHRI DIY, terdapat sekitar 173 pelaku usaha yang masih operasi tetapi sudah mengalami kesulitan. Sedangkan ada 200 lebih yang hampir gulung tikar dan 30 lebih yang sudah benar-benar tutup.
“Total anggota kami ada sekitar 400an pelaku usaha dan sekarang yang masih bertahan adalah hotel kelas bintang tiga dan empat. Tetapi itu pun sudah mulai goyah manajemennya,” tutur pemilik Hotel Ruba Grha itu.
Deddy mengungkapkan, tingkat okupansi atau reservasi hotel pada saat pemberlakukan PTKM terbilang sangat kecil. Pada saat libur Natal dan Tahun Baru tingkat reservasi hotel dan restoran hanya mencapai 18,5 persen.
“Biasanya peak season di awal tahun mencapai 70 persen, tapi saat ini di bulan Jnaurai kecil sekali, hanya 10,8 persen,” ungkapnya.
PHRI berharap Pemda DIY dapat mengkaji ulang rencana perpanjangan PTKM agar perekonomian DIY yang berasal dari sektor pariwisata tidak semakin terpuruk.
“Kami membutuhkan relaksasi atau setidaknya jalan keluar agar tidak semakin terpuruk. Protokol kesehatan adalah yang utama dan kami sudah terapkan itu di ruang lingkup anggota PHRI,” harapnya.
Kirim Komentar