Tingginya minat menonton film Naga Bonar (Jadi) 2 menggugah minat sang pemeran utama film Naga Bonar dan pemeran utama sekaligus sutradara film Naga Bonar (Jadi) 2, Deddy Mizwar untuk kembali memutar film Naga Bonar garapan sutradara M.T. Risyaf pada 1987.
"Tema nasionalisme ternyata menarik minat masyarakat, buktinya film Naga Bonar (Jadi) 2 ditonton oleh banyak orang. Ini berarti, masyarakat kita butuh keragaman tema film. Tidak sekadar film horor saja. Jadi tak ada salahnya saya memutar kembali film Naga Bonar," kata Dedy Mizwar dalam acara Nonton Bareng Film Naga Bonar di Cineplex 21 (18/05).
Disamping itu, untuk saat ini memang sangat susah untuk menemukan film asli Indonesia dengan genre nasionalime yang ada di pasaran film Indonesia, yang ada hanyalah film bertema cinta dan hantu. "Sekarang ini, apa ada film Indonesia yang bertemakan nasionalisme?" tanya Deddy.
Untuk dapat diputar kembali, film penyabet penghargaan kategori terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 1987 ini harus melalui proses restorasi pita induk atau remastering terlebih dahulu karena kondisi master negatifnya yang telah parah.
"Agar dapat ditonton kembali, pita induk film Naga Bonar harus direstorasi terlebih dahulu karena kondisinya yang sudah amat parah," kata Deddy.
Diputarnya film ber-genre drama komedi karya cerita dan skenario Asrul Sani ini sengaja dilakukan menjelang peringatan 100 Hari Kebangkitan Nasional agar bangsa Indonesia sejenak menoleh ke belakang tentang apa yang telah dicapai hingga saat ini.
"Memang pemutaran kembali film Naga Bonar seiring dengan peringatan 100 Hari Kebangkitan Nasional pada tahun ini. Hal ini agar mengingatkan kita untuk sejenak ke belakang tentang apa yang telah dicapai hingga saat ini," tambahnya.
Film dengan 144.000 frame dan berdurasi 95 menit ini, dari proses pertama restorasi hingga dapat kembali diputar dengan fasilitas teknologi dolby surround digital, kurang lebih telah menghabiskan biaya sekitar tiga kali biaya produksi film hantu. Satu film hantu kira-kira menelan biaya sekitar 1 M.
Pada acara pemutaran film Naga Bonar di Cineplex 21 plaza Ambarrukmo lantai 3 pada 18 Mei, hadir Deddy Mizwar, Nurul Arifin, Afrizal Anoda, dan Tora Sudiro yang menyempatkan diri berjumpa, berfoto dan menonton bersama dengan 27 anak dari Panti Asuhan Wiloso Projo, Gowongan Lor Yogyakarta.
"Tema nasionalisme ternyata menarik minat masyarakat, buktinya film Naga Bonar (Jadi) 2 ditonton oleh banyak orang. Ini berarti, masyarakat kita butuh keragaman tema film. Tidak sekadar film horor saja. Jadi tak ada salahnya saya memutar kembali film Naga Bonar," kata Dedy Mizwar dalam acara Nonton Bareng Film Naga Bonar di Cineplex 21 (18/05).
Disamping itu, untuk saat ini memang sangat susah untuk menemukan film asli Indonesia dengan genre nasionalime yang ada di pasaran film Indonesia, yang ada hanyalah film bertema cinta dan hantu. "Sekarang ini, apa ada film Indonesia yang bertemakan nasionalisme?" tanya Deddy.
Untuk dapat diputar kembali, film penyabet penghargaan kategori terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 1987 ini harus melalui proses restorasi pita induk atau remastering terlebih dahulu karena kondisi master negatifnya yang telah parah.
"Agar dapat ditonton kembali, pita induk film Naga Bonar harus direstorasi terlebih dahulu karena kondisinya yang sudah amat parah," kata Deddy.
Diputarnya film ber-genre drama komedi karya cerita dan skenario Asrul Sani ini sengaja dilakukan menjelang peringatan 100 Hari Kebangkitan Nasional agar bangsa Indonesia sejenak menoleh ke belakang tentang apa yang telah dicapai hingga saat ini.
"Memang pemutaran kembali film Naga Bonar seiring dengan peringatan 100 Hari Kebangkitan Nasional pada tahun ini. Hal ini agar mengingatkan kita untuk sejenak ke belakang tentang apa yang telah dicapai hingga saat ini," tambahnya.
Film dengan 144.000 frame dan berdurasi 95 menit ini, dari proses pertama restorasi hingga dapat kembali diputar dengan fasilitas teknologi dolby surround digital, kurang lebih telah menghabiskan biaya sekitar tiga kali biaya produksi film hantu. Satu film hantu kira-kira menelan biaya sekitar 1 M.
Pada acara pemutaran film Naga Bonar di Cineplex 21 plaza Ambarrukmo lantai 3 pada 18 Mei, hadir Deddy Mizwar, Nurul Arifin, Afrizal Anoda, dan Tora Sudiro yang menyempatkan diri berjumpa, berfoto dan menonton bersama dengan 27 anak dari Panti Asuhan Wiloso Projo, Gowongan Lor Yogyakarta.
Kirim Komentar