![Panji-panji Paguyuban Abdi Dalem Ngayogyakarta Panji-panji Paguyuban Abdi Dalem Ngayogyakarta](/images/upload/klebet.jpg)
"Ke delapan panji tersebut dipasang berjejer masing-masing satu buah di empat sudut Tugu Pal Yogyakarta mulai hari Selasa (7/10) sampai dengan Sabtu (11/10)," kata Humas Kawula Ngayogyakarta, Widihasto Wasana Putra dalam selebaran aksinya (07/10).
Kedelapan panji yang terdiri dari Panji Merah Putih, Panji Gula Klapa, Panji Paguyuban Abdi Dalem Keprajan/Propinsi Budi Wadu Praja, Panji Paguyuban Abdi Dalem Kota Yogyakarta Bangun Tolak, Panji Paguyuban Abdi Dalem Bantul Pandan Binetot, Panji Paguyuban Abdi Dalem Kulonprogo Pare Anom, Panji Paguyuban Abdi Dalem Gunungkidul Podang Ngisep Sari, dan Panji Paguyuban Abdi Dalem Sleman Mega Ngampak tersebut merupakan simbol dari sikap kawulo Ngayogyakarta yang senantiasa mendukung apapun yang dilakukan oleh rajanya, Sultan Hamengku Buwono X.
"Aksi budaya pengibaran panji-panji ini semata-mata dilakukan sebagai bentuk sikap kawula Ngayogyakarta maneges terhadap Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Ingkang Jumeneng Kaping X. Dalam sikap seperti ini, kawula akan senantiasa manunggal dan sendiko terhadap sikap apapun yang akan diambil Ngarso Dalem terhadap masa depan DIY," katanya
Menurut kawulo Ngayogyakarta, sikap ini merupakan identitas jati diri masyarakat Yogyakarta yang harus diperhatikan oleh pemerintah pusat. Apabila nantinya Undang-Undang Keistimewaan DIY ternayta tidak memperhatikan hal ini, artinya telah terjadi pengingkaran terhadap sejarah Yogyakarta.
"Sikap maneges ini merupakan identitas jati diri masyarakat Yogyakarta. Nah apabila di kemudian hari regulasi nasional (Undang-Undang Keistimewaan) DIY tidak memperhatikan hal ini, betapa telah terjadi pengingkaran terhadap sejarah Yogyakarta. Kawula Ngayogyakarta menyatakan diri menolak sekaligus tidak rela apabila Yogyakarta menjadi obyek eksploitasi elit politik maupun kelompok kepentingan lain yang tidak memiliki pemahaman sejarah atas budaya DIY," ujarnya.
Rencananya, pada hari Rabu (8/10) pukul 21.00 WIB, panji-panji yang telah diperbanyak sejumlah 100 buah untuk masing-masing panji paguyuban akan ikut dikirabkan dalam Laku Budaya Topo Bisu Mubeng Beteng yang dilakukan oleh segenap abdi dalem Kasultanan dan Pakualaman dan berbagai elemen masyarakat Yogyakarta lainnya. Seusai laku budaya, bendera ini akan dibagikan kepada peserta/masyarakat yang hadir untuk dikibarkan di halaman rumahnya masing-masing sampai dengan hari Sabtu (11/10).
Kirim Komentar