![](/images/upload/manding.jpg)
"Saat in banyak buyer dari Amerika yang menyewa tanah di sepanjang Jalan Parangtritis dan mendirikan showroom seperti kami. Hal tersebut yang membuat usaha kami semakin terseok-seok saat ini karena mereka menang dalam hal tenaga kerja, modal, dan bahan baku," kata Ketua Gabusan Manding Tembi (GMT) kelompok Manding, Jumakir beberapa waktu lalu.
Menurut Jumakir, selain permasalahan di atas, globalisasi dan krisis global yang kini sedang terjadi juga memengaruhi permintaan akan produk mereka khususnya dari luar negeri. Persaingan akan semakin ketat. Yang bertahan adalah yang kuat dan yang diminati.
"Kita mungkin belum siap akan globalisasi. Ditambah saat ini sedang terjadi krisis global. Jadi siapa yang kuat dan diminati, dialah yang bertahan," ujarnya.
Jumakir menambahkan bahwa saat ini pembeli yang mengunjungi Manding masih tergantung dari pengunjung Pantai Parangtritis. "Pengunjung yang mampir ke Manding kebanyakan dari mereka yang sebelumnya mengunjungi Pantai Parangtritis. Jika Parangtritis sedang amai, pengunjung Manding juga akan ramai," katanya.
Pada awal mulai berdirinya sentra industri Manding yakni pada taun 1976 hingga tahun 90-an, perajin Manding mampu mengekpor produk mereka hingga ke Spanyol. Tapi sekarang sangat sulit bagi mereka untuk melakukannya.
Saat ini, sentra industri kulit Manding mempunyai anggota sekira 100 anggota. 50 diantaranya membuka showroom dan 49 lainnya merupakan sentra industri kecil yang akhir-akhir ini mulai kesulitan untuk bertahan di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Kirim Komentar