
Keenam SD tersebut adalah SDN Ledoknongko (Sleman), SDN Monggang (Bantul), SDN Pergiwatu Wetan (Kulon Progo), SDN Kepek I (Gunung Kidul), SDN Sodo (Gunung Kidul), dan SDN Piyaman I (Gunung Kidul).
Kegiatan ini diselenggarakan pada Sabtu (14/03) di gedung Jogja Expo Center (JEC) dengan dihadiri oleh Kepala Bidang Kemitraan Lembaga Teknologi Informasi Kementrian Negara Riset dan Teknologi RI, Agus Sediadi.
Menurut Agus Sediadi, program nasional Indonesia Go Open Source (IGOS) yang telah dicanangkan oleh pemerintah sejak 2004 lalu harus didukung oleh semua pihak baik instansi pemerintah dan swasta.
"Program ini (Komputer Untuk Tunas Bangsa -red) adalah upaya nyata yang merupakan sinergi antara pengusaha dan pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan Open Source Software (OSS)," katanya.
Agus menambahkan agar bantuan ini dapat menjadi awal dan percontohan program migrasi dari penggunaan software berbayar ke software open source yang digunakan oleh masyarakat khususnya di dunia pendidikan Indonesia.
Sementara itu Ketua Apkomindo DIY Hadi Santono mengatakan bahwa program ini merupakan komitmen dari Apkomindo DIY bagi dunia pendidikan di Yogyakarta.
"Program ini merupakan kelanjutan dari program tahun lalu. Kami tetap komitmen memberikan bantuan unit komputer dan pelatihan sistem operasi IGOS Nusantara," katanya.
Pemilihan enam SD tersebut setelah melalui sejumlah pertimbangan dan kriteria yakni SD yang bersangkutan merupakan SD inti, belum mempunyai perangkat komputer dalam proses belajar mengajar, dan mempunyai jumlah siswa yang terbanyak.
Usai menerima bantuan komputer, masing-masing pengajar SD juga mendapatkan pengenalan sistem operasi IGOS Nusantara, instalasi, hingga penggunaan software open source tersebut oleh tim dari POSS UGM dan Tim KSL (Kelompok Studi Linux) Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Kirim Komentar