Pengakuan UNESCO tentang Batik Bisa Dicabut

Oleh : Dude / Senin, 00 0000 00:00

Pengakuan batik tulis oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia tak benda bisa saja dicabut jika masyarakat Indonesia tidak dengan sungguh-sungguh mengerti dan memelihara kelestarian batik tulis.

Hal tersebut ditegaskan oleh ketua umum paguyuban pecinta batik Sekar Jagad , Larasati Suliantoro Sulaiman pada kesempatan Sosialisasi Inskripsi Batik Indonesia di nDalem Notoraharjan, Ngaglik, Sleman, kemarin (20/1).

Suliantoro menyatakan keprihatinannya terkait pemahaman yang salah tentang pelestarian batik tulis. Menurutnya, jika terjadi salah kaprah, bisa saja ini menjadi bumerang. Yang palin parah, menurutnya adalah jika UNESCO mencabut pegakuan terhadap batik tulis karena kegagalan dalam pelestariannya.

Pada awal penghargaan batik oleh UNESCO, masyarakat memang berbondong-bondong memakai batik untuk menunjukkan nasionalismenya. Tapi yang menyedihkan adalah yang mereka pakai adalah batik printing atau batik cap.

"Masyarakat beli batik printing dikarenakan harga batik printing memang jauh lebih murah daripada batik tulis. Dan fenomena itulah yang membuat industri batik printing merajalela," ujarnya kecewa.

Menurutnya, ada pemahaman yang salah dari masyarakat. Yang mendapat penghargaan dari UNESCO itu adala batik tulis, dan bukannya batik cap atau printing. Jadi lebih ke prosesnya membatik yang dihargai sebagai pusaka kemanusiaannya.

"Batik itu karya kemanusiaan yang penuh dengan ragam kearifan lokal. Tak hanya dari motif saja, tapi jua proses pembuatannya. Contoh saja sekarang kita tidak paham apa itu nila. Padahal ini adalah pewarna alamiah penghasil warna biru yang berasal dari tumbuhan indigofera, atau juga merah mengkudu. Sekarang justru marak pewarna kimia yang justru merusak lingkungan. Ini yang harus kita perbaiki," ujarnya.

Untuk itu pihaknya berencana akan menggelar sebuah pameran besar batik nasional yang sedianya akan diselenggarakan pada April mendatang di Yogyakarta. Pameran tersebut akan diikuti oleh seluruh paguyuban batik di seluruh Indonesia.

"Pameran ini nanti akan diikuti oleh paguyuban batik dari Jogja, Peklaongan, Tuban, dan seluruh paguyuban lain sebagai pembuktian bahwa batik tulis Indonesia itu ada," tegasnya.

Sementara itu seorang yang berjasa terhadap diakuinya batik oleh UNESCO, KRT Gaura Mancacaritadipura mengusulkan agar seluruh pihak bisa bekerjasama untuk melestarikan batik. Hal itu bisa dimulai dari hal yang kecil yakni belajar batik sejak usia dini.

"Perguruan tinggi harus mendorong penelitian batik, supaya kita bisa mendapat alur keilmuan batik secara ilmiah. Kami juga usulkan untuk memasukkan batik dalam kurikulum sekolah, ini salah satu solusi terbaik," tegasnya.

Menurutnya, karena tidak bisa melarang industri batik printing tekstil industri, yang bisa dilakukan adalah dengan memberika pemahaman kepada masyarakat khsusnya generasi muda tentang sejarah dan filosofi batik tulis. Karena pemahaman itu penting sebagai landasan pelestarian batik tulis.

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini