Sate Maranggi & Teh Naga
Makan siang apa hari ini? Sate Maranggi mungkin dapat menjadi alternatif utama saat Anda lunch bersama teman - teman kantor. Tim Gudegnet kali ini jalan - jalan menuju warung yang terletak di jalan kaliurang km 8.5, Sleman, Yogyakarta itu. Ide membuat warung ini digagas oleh lulusan Fisiol UGM, Rizki Dwi Kusumo dan Arbi Saputro yang saat ini masih kuliah di Peternakan UGM.
"Sate ini identik dengan sambel oncomnya, mengingat di Jogja ini jarang ada sambel oncom yang enak," terang Arbi pada Tim Gudegnet.
Biasanya jika Anda memakan sate pasti menggunakan sambal kecap atau sambal kacang, namun ditempat ini oncomlah yang digunakan sebagai teman makan sate dicampur dengan
ketan bakar, bukan lontong bahkan nasi. Secara umum, makanan ini merupakan sajian khas asli Purwakarta yang sengaja dikenalkan oleh dua laki - laki kelahiran Jawa Barat itu.
"Daging yang kami buat sate juga bukan dari daging sembarangan, kami menggunakan tenderloin yang notabene merupakan daging terempuk dari sapi," tukas Deka, sapaan akrab Rizki.
Jika Anda ingin melihat cara memasaknya pun gampang, karena stall sate berada disisi luar warung bagian selatan. Bumbu yang digunakan pun beragam untuk membuat sate ini, rempah - rempah direbus sekitar 5 menit untuk memperlunak daging, selanjutnya ditiriskan kemudian di potong tipis - tipis selanjutnya direbus lagi selama 2 menit.
Sambel oncomnya sendiri, bahan - bahannya didatangkan langsung dari Bandung sehingga jaminan rasanya lebih enak daripada sambel oncom lain yang ada di Jogja. Satu porsi Sate Maranggi dijual dengan harga RFp 19 ribu, sedangkan peneman dahaga Anda dapat mencoba Teh Naga asli Malang dengan harga Rp 3 ribu atau Es Kelapa Muda versi Jumbo dengan harga Rp 5 ribu.
Selama weekdays, mereka dapat menjual sebanyak 4 kg daging tenderloin, sedangkan saat weekends mereka dapat menjual dua kali lipat daging dari hari biasanya.
Kirim Komentar