Menekuni dunia bisnis saat ini memerlukan modal, niat hingga perjuangan yang tak mudah. Jika suatu ketika usaha Anda sukses, pundi uang yang didapatkan akan menjadi bonus life time yang tak terkira, namun, jika Anda gagal, bahaya finansial sewaktu - waktu dapat mengancam Anda.
Ditemui Tim Gudegnet di Kopi Oey Jalan Wolter Monginsidi no 19, sosok Andy Fajar Handika nampak ramah menyambut kedatangan kami. Setelah chit - chat sedikit, obrolan serius pun berlangsung. Suksesnya membidani bisnis kuliner tak membuat sosok laki - laki kelahiran Pemalang 33 tahun silam ini jumawa.
Bisnis yang berada dibawah Fajar Montana Grup ini membawahi sejumlah usaha kuliner seperti Food Fest, Kopi Oey, Michigo dan yang baru saja dilaunching makandiantar.com. "Sebelumnya, saya mengalami belasan kegagalan dalam berbisnis, pernah coba online store handicraft, toko HP, suplier beras hingga coffee shop, semuanya gagal," ungkapnya.
Ia bercerita akan pengalaman bisnisnya yang terbilang cukup berat jatuh dan bangun mengawali setiap usaha. Namun, ia tetap gigih akan passion-nya dan kembali bergelut didunia kuliner. Tahun 2007, ia menggagas Food Fest, sebuah direktori tempat makan yang memiliki banyak stall makanan didaerah Jakal km 5.5 Jogja.
Secara umum bisnis ini mengalami perkembangan hingga 2011 dan dapat menikmati return on investment (ROI) dibulan ke - 15. "Karena saya ingin memiliki dapur sendiri, kemudian saya membeli franchising Kopi Oey yang sudah memiliki nama, set menu, saya pikir ini kerjasama yang menguntungkan dengan Pak Bondan Winarno," terangnya.
Karena bangunan Indiche dari Kopi Oey ini beli, maka Andy mengaku bisnis yang satu ini belum ROI bahkan usaha barunya bernama Michigo (Korean Food) juga belum balik modal. Namun, dari sisi - sisi romantisnya perjuangan inilah ia teguh sekaligus persistent melebarkan usaha kulinernya.
"Pesan makanan dengan model diantar menjadi peluang, di Jogja baru makanan cepat saji yang ada, padahal kalau di makandiantar.com, menu sangat beragam dan fresh dimasak langsung," terangnya.
Tepat satu tahun yang lalu, ketika belum menerapkan sistem penghantaran terjadwal, Andy pun sempat membantu staffnya mengantar makanan. Sebanyak apapun armadanya jika makanan diantar langsung akan mengalami traffic yang tinggi. Oleh sebab itulah ia kemudian mengatur jadwal hantar sesuai jam yang telah ditentukan.
"Sekarang menjadi lebih terjadwal, customer senang, bahkan kami memberi bonus minuman dan free pengantaran makanan sampai ditempat," terangnya.
Hingga usia 1 tahun ini, makandiantar telah memiliki 1500 member tetap. Awalnya hanya satu atau dua customer namun seiring berjalannya waktu, pihaknya mengalami peningkatan pelanggan 10 % tiap bulannya . Menurutnya, delivery makanan menjadi peluang yang sangat bagus dikemudian nanti.
Untuk mempertahankan bisnisnya, ia berpesan pada calon pengusaha muda untuk konsisten dan memiliki passion yang tinggi. "kadang ini seperti klise tapi ini sangat berpengaruh pada seseorang," terangnya. Bagaimana, siap bangun bisnis kuliner?
Kirim Komentar