Jogja memang istimewa. Buktinya, sejak ratusan tahun silam tempat-tempat di Jogja sudah diatur berdasarkan hal-hal yang "out of the box". Salah satunya berdasarkan profesi, pekerjaan atau jabatan tertentu. Nah, ini dia daftarnya;
#1 Gamelan
Kampung Gamelan dahulu merupakan kediaman kelompok abdi dalem gamel yang bertanggung-jawab memelihara kuda milik Sultan. Posisi kampung Gamelan ada di sisi utara kampung Namburan. Kampung Gamelan secara administratif ada di kelurahan Panembahan, kecamatan Kraton.
#2 Namburan
Kampung Namburan menjadi kediaman kelompok abdi dalem penabuh tambur atau gendering. Posisi kampung Namburan ini ada di sisi timur kampung Langenarjan atau di sisi utara kampung Siliran. Saat ini kampung Namburan dibagi ke dalam dua wilayah yaitu Namburan Lor dan Namburan Kidul. Kelurahan Panembahan secara administratif ada di kecamatan Keraton.
#3 Siliran
Kampung Siliran menjadi kediaman abdi dalem silir yang bertanggung-jawab memelihara lampu keraton. Posisi kampung Siliran di sisi timur kampung Langenarjan.
#4 Patehan
Kampung Patehan menjadi kediaman abdi dalem yang mengurusi minuman. Kampung Patehan letaknya di sisi barat plengkung Nirbaya (Gading) atau sisi selatan kampung Taman. Kampung Patehan secara adminitratif ada di wilayah kelurahan Patehan, kecamatan Keraton.
#5 Polowijan
Kampung Polowijan merupakan tempat tinggal kelompok abdi dalem yang mempunyai kekurangan fisik. Kata Palawija mengacu kepada para abdi dalem kesayangan raja yang mempunyai kekurangan fisik seperti cebol atau tidak memiliki pigmen kulit (albino). Letak Kampung Polowijan ada di sisi utara kampung Taman. Sedangkan di antara kedua kampung tersebut dibatasi jalan Polowijan.
#6 Rotowijayan
Kampung Rotowijayan menjadi tempat tinggal abdi dalem sais (kusir) dan para pembuat kereta keraton. Letak kampung Rotowijayan ini ada di sisi barat Keraton Yogyakarta. Saat ini kampung Rotowijayan menjadi tujuan wisatawan yang berkunjung ke keraton karena disana terdapat museum kereta Keraton Yogyakarta. Selain itu, di kampung ini, tepatnya di jalan Rotowijayan ada beberapa dalem pangeran yaitu Dalem Joyokusuman, Dalem Purbonegaran, dan Dalem Benawan.
#7 Suranatan
Kampung Suranatan merupakan kediaman para abdi dalem yang bertugas sebagai ulama keraton. Menurut arsip-arsip sebelum Perjanjian Giyanti -naskah nomor 1 tentang pembagian wilayah kerajaan, struktur birokrasi dan nama-nama kesatuan prajurit- disebutkan bahwa Sultan Agung juga telah menata abdi dalem Prajurit Suranata yang bertanggung-jawab menyiapkan sujudan (sajadah), tesbeh (tasbih), serta pasalatan (tempat untuk sholat).
Suranatan menjadi tempat tinggal abdi dalem Suranata atau ahli dalem pamethakan.Dulunya abdi dalem Suranata tersebut merupakan abdi dalem Pengrembe. Saat ini, letak kampung Suronatan ada di sebelah timur Kampung Notoprajan dan termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Ngampilan.
Kampung Suranatan berbatasan dengan kampung Kauman atau tempat tinggal para kaum atau ulama di sisi timur. Sedangkan di kampung Kauman terdapat Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta, Dalem Pengulon, dan pagongan gamelan Sekaten. Dalem Pangulon menjadi kediaman Pengageng abdi dalem Penghulu Keraton.
Beberapa kampung yang berfungsi sebagai tempat tinggal kelompok-kelompok abdi dalem lainnya juga ada di luar benteng (njaban beteng) keraton.
#8 Gerjen
Kampung Gerjen merupakan tempat tinggal abdi dalem tukang jahit keraton (gerji). Posisi Kampung Gerjen ini ada di sisi timur Kampung Suronatan dan secara administratif menjadi bagian wilayah Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan.
#9 Gendhingan
Kampung Gendhingan dahulu menjadi tempat tinggal abdi dalem wiyogo atau ahli gendhing gamelan keraton. Letak Kampung Gendhingan di sisi selatan Kampung Serangan dan termasuk ke dalam dalam wilayah administratif kelurahan Notoprajan, kecamatan Ngampilan.
#10 Ngampilan
Kampung Ngampilan menjadi tempat bermukim kelompok abdi dalem pembawa ampilan dalem. Ceritanya, dulu sebelum Sultan lenggah (duduk) di singgasana, di Bangsal Manguntur Tangkil, ara abdi dalem yang nama depannya memakai kata Wignyo dan Dermo ini harus menyiapkan ampilan dalem. Nama Wignyo dan Dermo menunjukkan jabatan atau status abdi dalem ampilan.
Tugas abdi dalem ampilan adalah membawa perlengkapan upacara misalnya pedang, tameng, lar badak, panah, tombak dan lain-lain. Nama Wignyo dan Dermo mengingatkan kepada eksistensi Sultan ketika ada di singgasana. Wignyo berarti hendaknya Sultan pandai, bisa, dan mampu duduk di singgasana dihadapan kawula atau rakyatnya. Sedangkan Dermo yang berasal dari kata Saderma artinya Sultan menjadi wakil utusan Tuhan Yang Maha Esa dan sanggup menata agama (KRT Yudodiprojo, 1997).
Dulunya abdi dalem tersebut sesudah diangkat kemudian diberi sawah dan pekarangan (rumah) dan bertempat tinggal di kampung menjadi satu golongan. Selain sebagai tempat tinggal para abdi dalem, di kampung Ngampilan ada beberapa Dalem Pangeran yaitu Dalem Mangkudiningratan sebagai kediaman GBPH. Mangkudiningrat putra ke-13 Hamengku Buwono VIII dari garwa BRAy. Pujoningdiah.
Dalem Mangkudiningratan berfungsi juga sebagai gedung sekolah dan perkantoran. Tahun 1955-1969 bagian pendapa digunakan sebagai sekolah Mualimat. Tahun 1970-1988 untuk Kantor Kecamatan Ngampilan dan Kantor Koramil. Tahun 1988-1990 sebagai Sekolah Akademi Kesejahteraan Keluarga. Tahun 1990-an, bagian pendapa dan pringgitan untuk Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIK) Wira Setya Mulya. (Sumber : Laporan Kegiatan Inventarisasi Asset Budaya Kawasan Keraton Yogyakarta, halaman 99).
Semoga informasi di atas berguna ya. Simak terus sejarah nama-nama tempat di Yogyakarta hanya di www.gudeg.net.
Diolah dari buku Toponim Kota Yogyakarta, 2007, Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Yogyakarta
Jika Anda ingin memberikan informasi tentang sejarah atau latar belakang kampung Anda di JOGJA silahkan kirim ke email bertus@gudeg.net
Kirim Komentar