Artikel ini tulisan terakhir tentang tempat-tempat di Jogja yang dinamai berdasarkan profesi. Ada 38 tempat. Hampir semuanya tumbuh di dalam wilayah keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Silahkan membaca bagian pertama, kedua, ketiga, sebelum sampai pada bagian keempat. Ini dia daftarnya:
#1 Panumping
Kampung Panumping menjadi kediaman abdi dalem Nayaka Panumping. Menurut arsip-arsip sebelum perjanjian Giyanti disebutkan abdi dalem Nayaka Panumping, Kyai Tumenggung Wiraguna yang berubah namanya menjadi Wiradigda. Sedangkan Nayaka Panekar, Kyai Tumenggung Kartanegara, bertanggung-jawab menyelesaikan berbagai macam pekerjaan yang diinginkan raja seperti pembangunan rumah atau pasanggrahan (kediaman peristirahaan), menyelesaikan benteng istana yang berfungsi mempersulit musuh dalam mengetahui medan perang. Kampung Penumping ada di sisi utara kampung Gowongan dan termasuk dalam wilayah Kelurahan Gowongan. Menurut tata kelola pemerintahan kampung tersebut berada di dalam wilayah kecamatan Jetis.
#2 Gemblakan
Kampung Gemblakan kediaman abdi dalem tukang pengrajin perak. Sedangkan, arti lainnya gemblak merupakan ledhek lanang. (Drs. Salamun, 1989/1990: 66). Kampung Gemblakan ada di sisi utara Kampung Suryatmajan, Kecamatan Danurejan. Menurut tata kelola pemerintahan kampung Gemblakan berada di wilayah kelurahan Suryatmajan, kecamatan Danurejan. Kampung Gemblakan ada dua yaitu Gemblakan Bawah dan Gemblakan Atas. Ruas jalan yang ada di kampung Gemblakan ialah jalan Mataram. Dulunya disebut jalan Gemblakan.
Jalan Mataram merupakan kelanjutan dari jalan Mayor Suryotomo. Jalan ini dimulai dari simpang tiga Jalan Abubakar Ali. Pada sisi selatan atau barat jalan berdiri bangunan Kepatihan Danurejan yang dibangun pada masa Pemerintahan Sultan Hamengku Buwono 1.
#3 Keparakan Tengen dan Keparakan Kiwa
Kampung Keparakan Tengen dan Keparakan Kiwa, menjadi kediaman para abdi dalem Keparak. Menurut arsip-arsip sebelum Perjanjian Giyanti disebutkan Abdi Dalem Nayaka Keparak Tengen bertanggung-jawab menata busana para prajurit, ahli kesusasteraan Jawa-Arab, serta dapat menguasai semua bahasa. Secara khusus abdi dalem Keparak Tengen juga bertanggung-jawab mengkoordinasikan urusan dari kelompok abdi dalem Mantri Anom, Gandhek, Mantri, Gerji, Samak, Tukang Songsong,Pujangga, Undhagi serta pekerjaan umum.
Abdi dalem Keparak mempunyai identitas khusus. Abdi dalem Keparak Tengen namanya berawalan kata’Padma’. Seperti Ng. Padma Nugama, Ng. Padma Saraka, dan Ng. Padma Sastralukita, Padma Wijaya, Padma Wirana (Sumber : Arsip Keraton Yogyakarta Nomor WB SN 441 “Namanipun Abdi Dalem Gebayan serta Carik Golongan Kanayakan”).
Kampung Keparakan Tengen berada di kelurahan Keparakan, kecamatan Mergangsan. Wilayahnya terbagi dua yaitu Keparakan Lor dan Keparakan Kidul. Penyebutan Keparakan Lor dan Keparakan Kidul hanya sebagai penanda pembagian lokasi. Kampung Keparakan ada di sisi selatan kampung Numbakanyar atau timur kampung Dipowinatan. Kampung Keparakan Lor dahulu dikenal dengan sebutan Kampung Jagalan Mertolayan. Disebut Jagalan karena di kampung tersebut ada rumah untuk penyembelihan hewan. Sedangkan sebutan “Mertolayan” membedakan antara kediaman penyembelihan hewan di Jagalan dan di kediaman lainnya.
Kampung tersebut lebih dikenal dengan nama “Keparakan” hingga akhirnya sebutan Mertolayan hilang.
Untuk abdi dalem Keparakan Kiwa, namanya semua diawali kata ‘Merta’, seperti Ng. Merya Darsana, Ng. Merta Nucara, dan Ng. Merya Sastrapustaka. Abdi Dalem Nayaka Keparak Kiwa bertanggung-jawabnya mengupayakan berbagai macam senjata ampuh serta cara penggunaannya, mengajar cara berperang, menggembleng prajurit, membentuk mata-mata, mengawasi orang yang ingin berbuat jahat terhadap kerajaan. Secara khusus abdi dalem tersebut juga berbertanggung-jawab mengkoordinasikan urusan dari kelompok abdi dalem pandhe besi, empu keris dan pusaka, panyrigan menjadi pembuat warangka keris (mranggi), tukang landheyan tombak, kriyan, dan ukir. Abdi dalem Keparak Kiwa tinggal di wilayah Keparakan Kiwa di sisi barat Kampung Minggiran atau sisi timur Kampung Mijen.
Dulunya, masyarakat mengenal dengan nama kampung “Keparakan Minggiran”. Menurut tata kelola pemerintahan kampung tersebut berada di dalam wilayah kelurahan Suryodiningrat, kecamatan Mantrijeron.
#4 Numbakanyar
Kampung Numbakanyar kediaman abdi dalem Numbakanyar. Abdi dalem Numbakanyar bertanggung-jawab menyediakan bau suku (pekerja kasar) sehari-hari untuk kepentingan keraton. Letak kampung Numbakanyar ada di bagian utara Kampung Dipowinatan yang dibatasi ruas jalan kampung menjadi jalan dari makam Kintelan ke timur sampai jalan Ireda. Menurut tata kelola pemerintahan kampung tersebut berada di dalam wilayah kecamatan Merangsan.
#5 Maosan
Kampung Maosan menjadi kediaman abdi dalem yang mengelola paosan atau pajak. Kampung Maosan ada di sisi timur Kampung Jageran. Namun demikian nama kampung Maosan secara umum sudah tidak dikenal lagi. Itu karena masyarakat lebih mengenal dengan sebutan kampung Jageran atau Mangkuyudan. Menurut tata kelola pemerintahan kampung tersebut berada di dalam wilayah kelurahan Mantrijeron, kecamatan Mantrijeron.
#6 Gebayanan
Kampung Gebayanan menjadi kediaman abdi dalem carik kanayakan (Gebayan). Letaknya ada di sisi utara kampung Minggiran. Sejak masa pendudukan Jepang, kampung Gebayanan digusur dan dijadikan lapangan olah raga, dikenal sebagai Lapangan Minggiran. Pada sisi timur Kampung Gebayanan berdiri jalan Gebayanan yang membujur dari arah utara ke selatan. Jalan ini berawal dari simpang empat plengkung Gading hingga arah ke Panggung Krapyak.
Sekarang kampung Gebayanan tidak dikenal lagi dan jalan membujur utara-selatan yang dulunya disebut jalan Gebayanan berubah menjadi jalan Meyjend. DI. Panjaitan. Menurut tata kelola pemerintahan kampung tersebut berada di dalam wilayah kelurahan Surydiningratan, kecamatan Mantrijeron.
#7 Minggiran
Minggiran kediaman abdi dalem yang berbertanggung-jawab di keputren keraton. Pada masa sekarang, Kampung Minggiran terdiri dari gabungan Kampung Mijen, Kampung Keradenan dan Kampung Keparakan Kiwa. Kampung tersebut Menurut tata kelola pemerintahan termasuk dalam wilayah Kelurahan Suryodiningratan, Kecamatan Mantrijeron.
#8 Mijen
Kampung Mijen merupakan kediaman abdi dalem Miji. Kampung tersebut ada di sisi barat Keparakan Kiwa. Saat ini Kampung Mijen menjadi bagian dari Kampung Minggiran, sehingga lebih dikenal sebagai Kampung Minggiran. Menurut tata kelola pemerintahan kampung Mijen ada di dalam wilayah kelurahan Suryodingratan, kecamatan Mantrijeron. Dahulu warga disana tidak memperoleh tanah dari keraton, namun diberi hak memungut hasil buah.
Semoga informasi di atas berguna ya. Simak terus sejarah nama-nama tempat di Yogyakarta hanya di www.gudeg.net.
Diolah dari buku Toponim Kota Yogyakarta, 2007, Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Yogyakarta
Jika Anda ingin memberikan informasi tentang sejarah atau latar belakang kampung Anda di JOGJA silahkan kirim ke email bertus@gudeg.net
Kirim Komentar